Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi 2020 Anjlok, BI Prediksi Tahun Depan 5-6 Persen

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi pada 2021 dapat melonjak mencapai 5 persen - 6 persen, setelah cenderung melorot pada 2020 sebesar 0,9 persen - 1,9 persen.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia memprediksi produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi pada 2021 dapat melonjak mencapai 5 persen - 6 persen, setelah cenderung melorot pada 2020 sebesar 0,9 persen - 1,9 persen.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi pada 2021 dapat melonjak mencapai 5 persen - 6 persen, setelah cenderung melorot pada 2020 sebesar 0,9 persen - 1,9 persen.

"2021 [PDB] akan kembali meningkat ke 5-6 persen didorong perbaikan ekonomi global, stimulus BI, dan faktor fundamental. BI akan kuatkan sinergi dengan pemerintah dan otoritas," paparnya, Kamis (18/6/2020).

Adapun, terkait data perekonomian terkini, BI melihat defisit transaksi berjalan atau CAD mengalami surplus pada Mei 2020, setelah defisit pada April 2020. Selain itu, aliran modal asing berlangsung masuk karena meredanya ketidakpastian pasar keuangan global dan daya tarik pasar domestik.

Pada kuartal II/2020, PDB akan tertekan dalam karena kegiatan ekonomi berkurang. PDB diperkirakan mulai meningkat lagi pada kuartal III/2020 seiring dengan stimulus fiskal moneter dan pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Sebelumnya, The Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD) memprediksi pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada akhir 2020 (full year) mengalami kontraksi sangat dalam, yaitu -2,5 persen hingga -3,9 persen jika wabah virus Corona (Covid-19) tidak tertangani secara optimal.

Prediksi tersebut dikeluarkan OECD dalam diskusi webinar yang digelar oleh Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Selasa (17/6/2020).

Head of Indonesia Desk OECD Andrea Goldstein mengatakan prediksi tersebut dikeluarkan setelah melihat perkembangan berbagai sektor ekonomi di Indonesia pada periode pandemi Covid-19.

"Kami menganalisis dampak Covid-19 terhadap semua sektor ekonomi di Indonesia, termasuk konsekuensi yang terjadi akibat lockdown [PSBB]. Prediksi kami memang lebih pesimistis, yaitu ekonomi mengalami kontraksi -2,5 persen untuk skenario buruk dan -3,9 persen hingga akhir 2020," kata Andrea dalam diskusi virtual, Rabu (17/6/2020).

Menurutnya, prediksi terbaru OECD menjadi lebih pesimistis lantaran mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi global. Mengacu pada data OECD, ekonomi dunia mengalami kontraksi lebih dalam yaitu -6 persen hingga -8 persen.

Andrea mengungkapkan pada skenario buruk, OECD meramal hampir semua mesin pendorong ekonomi Indonesia akan terkontraksi. Private consumption (konsumsi rumah tangga) anjlok hingga -3,1 persen, gross fixed capital formation (pembentuk modal tetap bruto/PMTB) -4,6 persen, dan final domestic demand -2,7 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper