Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SKK Migas: Target Lifting Migas Masih Bisa Disesuaikan

Kondisi pasar yang masih diliputi ketidakpastian, terutama lantaran adanya wabah Covid-19, membuat target lifting migas masih bisa direvisi sewaktu-waktu.
Fasilitas CPP milik Saka Energy. Istimewa/SKK Migas
Fasilitas CPP milik Saka Energy. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebutkan bahwa target produksi migas siap jual atau lifting tahun ini masih terbuka untuk disesuaikan.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengungkapkan bahwa kondisi yang masih penuh ketidakpastian pada saat ini sangat membuka peluang untuk menyesuaikan target lifting migas.

Ke depannya, apabila harga minyak mentah dan kembali meningkatnya aktivitas seiring dengan meredanya kasus penyebaran Covid-19, dapat membuat harga minyak merangkak naik, maka bukan tidak mungkin akan dilakukan penyesuaian kembali target lifting migas tahun ini.

"Ada rasa optmisme untuk naikkan target lifting tetapi saya masih belum pasti," katanya kepada Bisnis, Rabu (17/6/2020).

Julius mengungkapkan, pihaknya telah mengoreksi proyeksi lifting migas tahun ini dengan pertimbangan keadaan yang sulit karena Covid-19, yang menyebabkan lemahnya permintaan komoditas migas.

Adapun, target lifting minyak pada tahun ini dipangkas menjadi 705.000 barel oil per day (bopd), dari target sebelumnya yakni 725.000 bopd yang mulanya pada WP&B 2020 adalah 735.000 bpod.

Sementara itu, untuk proyeksi lifting gas bumi tahun ini dipangkas menjadi 5.536 mscfd dari target sebelumnya 6.680 mscfd.

"Proyeksi lifting memang sedang kita koreksi," ungkapnya.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto memaparkan bahwa selain merevisi turun target lifting migas, pihaknya memangkas proyeksi investasi hulu migas tahun ini.

Kendati dipatok lebih rendah, SKK Migas berupaya untuk memaksimalkan investasi hulu migas. Hal itu di antaranya dilakukan dengan melakukan open data dan promosi open area, menjaga keekonomian wilayah kerja, efisiensi biaya, dan memaksimalkan One Door Service Policy untuk mempercepat perizinan.

Dwi berharap langkah-langkah ini dapat membantu Kontraktor Kontrak Kerja Sama untuk memaksimalkan kinerjanya disaat sulit seperti ini.

SKK Migas mencatat, hingga Mei 2020, investasi hulu migas mencapai US$3,93 miliar," ungkapnya.

“Investasi awalnya ditargetkan US$ 13,8 miliar, namun berdasarkan kondisi saat ini kami melihat capaian maksimal di angka US$ 11,8 miliar,” ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper