Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat realisasi impor Mei 2020 mengalami penurunan 42,20 persen secara tahunan menjadi US$8,44 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang senilai US$14,61 miliar.
Bahkan, BPS mengungkapkan realisasi impor pada Mei 2020 tercatat terendah sejak 2009.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan realisasi impor pada Mei 2020 lebih rendah dibandingkan ekspor sehingga necara perdagangan Indonesia Mei 2020 mencatat surplus us$2,09 miliar
"Impor bahan baku dan barang modal terkontraksi dalam. Ini mengindikasikan melemahnya investasi di dalam negeri," katanya dalam rilis resmi, Selasa (16/6/2020).
Menurutnya, pandemi virus Corona (Covid-19) telah menyebabkan terhentinya kegiatan investasi. Bukan itu saja, melemahnya konsumsi rumah tangga saat periode Lebaran 2020 juga berkontribusi pada penurunan impor.
Tiga kategori impor yang mengalami kontraksi, yaitu barang konsumsi 23,08 persen month-to-month (mtm), bahan baku 34,66 persen (mtm), dan barang modal 29,01 persen (mtm).
Baca Juga
Penurunan dua kategori impor, yaitu bahan baku dan barang modal, terjadi karena terhentinya aktivitas produksi dan investasi di dalam negeri.
"Kinerja barang impor dari China, Japan, and Amerika Serikat turun masing-masing 37,68 persen, 55,46 persen, and 11,68 persen [mtm]," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel