Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementerian ESDM Akui Konsumen Sulit Move On ke BBM Ramah Lingkungan

Indonesia tercatat masih menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masih mengkonsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis kadar oktan rendah yang sudah lama ditinggalkan oleh sejumlah negara.
Pemudik sepeda motor melintas di Jalan Raya Pantura, Brebes, Jawa Tengah, Minggu (2/6/2019). Pada H-3, arus mudik di Jalan Raya Pantura didominasi para pemudik dengan sepeda motor./Antara
Pemudik sepeda motor melintas di Jalan Raya Pantura, Brebes, Jawa Tengah, Minggu (2/6/2019). Pada H-3, arus mudik di Jalan Raya Pantura didominasi para pemudik dengan sepeda motor./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa sulitnya masyarakat berpaling untuk menggunakan BBM dengan kadar oktan yang tinggi.

Direktur Teknik dan Lingkungan Ditjen Migas Kementerian ESDM Adhi Wibowo mengatakan sebenarnya pihaknya sudah melakukan riset dengan sejumlah lembaga untuk memproduksi dengan kualitas yang lebih baik.

Namun, dalam perkembangannya pada September 2018 BBM bensin setara Euro 4 yaitu Pertamax Turbo yang sudah dijual hingga 1.451 konsumsinya menurun dari 21.542 kiloliter (kl) per bulan menjadi 17.503 kl per bulan pada Juli 2019.

"Demand-nya turun karena balik lagi ke yang murah karena masih tersedia BBM yang murah," katanya dalam webinar Ngoborol Bisnis - Tantangan Polusi Jakarta di Era New Normal pada Jumat (12/6/2020).

Kementerian ESDM telah menyiapkan regulasi emisi bahan bakar yang ramah lingkungan Mengacu ke Permen LHK No. P.20/MENLH/SETJEN/KUM.1/3/2017, baku mutu kendaraan bermotor setara Euro4 mulai diterapkan pada Oktober 2018 untuk kendaraan berbahan bakar bensin (gasoline) dan April 2021 untuk diesel (solar).

Adapun, spesifikasi BBM yang ditetapkan untuk bensin beroktan minimal RON 91, kadar sulfur maksimal 50 ppm, dan tidak mensyarakatkan parameter aromatic, benzena, dan olefin.

Sementara itu, spesifikasi untuk jenis diesel adalah CN minimal 51, sulfur maksimal 50 ppm, dan viskositas 2-4,5 mm2/s.

"Mungkin juga perlu bebebrapa edukasi tidak hanya dari Kementerian ESDM tapi dari kementarian lain dan melalui komunitas," ungkapnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Indonesia masih mengkonsumsi jenis BBM jenis RON 88 dalam jumlah yang besar dalam kurun waktu lima tahun terkahir.

Indonesia tercatat masih menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masih mengkonsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis kadar oktan rendah yang sudah lama ditinggalkan oleh sejumlah negara.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Indonesia masih mengkonsumsi jenis BBM jenis RON 88 dalam jumlah yang besar dalam kurun waktu lima tahun terkahir.

Padahal, negara-negara di dunia telah meninggalkan BBM berkualitas rendah itu. Pada 2015, Indonesia mengkonsumsi 28,12 juta kiloliter (KL) BBM jenis RON 88, 21,78 juta KL pada 2016, dan terus menyusut menjadi 12,52 juta KL pada 2017, dan 10,75 juta KL pada 2018, serta 11,72 KL pada 2019.

Untuk konsumsi bensin RON 88 Januari - Mei 2020 tercatat sebanyak 3,82 juta KL.

Sementara itu, konsumsi BBM jenis RON 90 terus meningkat dalam kurun waktu lima tahun terkahir. Secara berturut-turut dari 2015 – 2019 konsumsi BBM jenis RON 90 adalah 373.030 KL, 5,85 juta KL, 14,50 KL, 17,76 juta KL, 19,42 juta KL.

Adapun, konsumsi bensin RON 90 Januari - Mei 2020 tercatat sebanyak 4,78 juta KL sepanjang 2020.

Di sisi lain, untuk jenis RON 95 justru konsumsinya cenderung stagnan dalam kurun waktu lima tahun ke belakang. BPH Migas mencatat, konsumsi BBM jenis RON 95 sejak 2015 - 2019 ialah 259.715 KL, 289.044 KL, 125.584 KL, 117.410 KL, 120.712 KL. Sementara itu, pada Januari – Mei 2020 sebesar 31.630 KL.

Dengan demikian, jika dibandingkan dengan RON 88 dan RON 90, tingkat konsumsi RON 95 di Indonesia masih sangatlah rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper