Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Percepat Obat Virus Corona, Jalinan Kerja Sama Antarpemerintah Diperlukan

Hingga saat ini, proses pengembangan vaksin tercepat baru mencapai tahap uji klinis. Sementara itu, belum ada hasil penelitian pasti mengenai obat untuk Covid-19.
Seorang pekerja laboratorium menunjukkan vial (tabung penampung cairan untuk kepentingan farmasi) yang digunakan dalam kit uji diagnostik virus corona di fasilitas produksi TIB Molbiol Syntheselabor GmbH di Berlin, Jerman, pada 6 Maret 2020./Bloomberg
Seorang pekerja laboratorium menunjukkan vial (tabung penampung cairan untuk kepentingan farmasi) yang digunakan dalam kit uji diagnostik virus corona di fasilitas produksi TIB Molbiol Syntheselabor GmbH di Berlin, Jerman, pada 6 Maret 2020./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah dinilai perlu berperan aktif melakukan kerja sama dengan negara lain yang sedang mengembangkan obat utama virus corona atau Covid-19.

Pasalnya, kerja sama tersebut dirasa akan mempercepat dan menghemat biaya jika pengadaan obat tersebut dilakukan olah industri farmasi nasional.

Gabungan Pengusaha Farmasi (GP Farmasi) menyatakan kerja sama antar pemerintah diperlukan lantaran obat utama Covid-19 merupakan jenis obat baru. Dengan kata lain, hambatan utama tersedianya obat tersebut di dalam negeri adalah hak paten.

"Penyelesaian hak paten harus berdasarkan [kerja sama] G2G [goverment-to-goverment]. Kalau antar perusahaan mana dikasih," kata Direktur Eksekutif GP Farmasi Dorojatun Sanusi kepada Bisnis, Senin (8/6/2020).

Dorojatun menilai kerja sama G2G dapat memotong beberapa tahapan seperti biaya franchising. Adapun, Dorojatun menyatakan tenaga kesehatan saat ini masih menggunakan obat tier 2 dan tier 3 atau biasa disebut obat penunjang sebagai terapi pasien Covid-19.

Seperti diketahui, obat untuk Covid-19 adalah vaksin lantaran pandemi ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Dengan demikian, fungsi obat adalah sebagai alat terapi untuk pasien Covid-19.

Hingga saat ini, proses pengembangan vaksin tercepat baru mencapai tahap uji klinis. Sementara itu, belum ada hasil penelitian pasti mengenai obat untuk Covid-19.

"Istilah kedoketerannya terapi first line-nya belum ada," kata Dorojatun.

GP Farmasi mendata hingga saat ini ada sekitar 11-12 jenis obat yang dapat digunakan sebagai obat penunjang terapi pasien Covid-19. Berdasarkan data GP Farmasi, hingga saat ini ada 846 macam obat yang terdiri dari 614 obat paten dan 232 obat generik.

Di samping itu, GP Farmasi telah meminta Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) untuk mempercepat pemberian Nomor Izin Edar (NIE) pada 48 macam obat penunjang terapi pasien Covid-19.

Dorojatun menilai bantuan pemerintah dalam memfasilitasi kerja sama antar perusahaan farmasi menjadi pengint. Menurutnya, kerja sama antar perusahaan farmasi akan memakan waktu yang lebih lama jika tanpa bantuan pemerintah.

Terpisah, Ketua Bidang DIstribusi GP Farmasi Hery Sutanto mengatakan salah satu potensi ketidaklancaran produksi obat Covid-19 di dalam negeri adalah minimnya arus kas pabrikan sementara harga logistik bahan baku obat (BBO) saat ini naik tiga kali lipat.

Hery menilai salah satu akar permasalahan yang ada di industri farmasi adalah keterlambatan pembayaran program jaminan kesehatan nasional (JKN). Hery mendata keterlambatan pembayaran JKN sudah mencapai Rp4,2 triliun hinggga Februari 2020.

Di samping itu,  nilai piutang obat pada program JKN hingga Februari 2020 mencapai Rp1,8 triliun. "Itu sekarang yang dikeluhkan para pabrikan bahkan sebelum Covid-19, tambah lagi sekarang," ucapnya.

Herry menyatakan BBO dari China dan India saat ini naik tiga kali lipat. Menurutnya, masih ada ketidakpastian dalam persediaan BBO jika untuk menghadapi potensi gelombang kedua penyebaran Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper