Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2020, Ekonom INDEF Prediksi Produksi Beras Turun 7,76 Persen

Ekonom Senior INDEF Bustanul Arifin memprediksi produksi beras turun hingga 7,76 persen tahun 2020.
Padi diap dipanen di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/4/2020). Bisnis/Abdurachman
Padi diap dipanen di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/4/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Skenario yang disusun pemerintah menunjukkan pertumbuhan ekonomi akibat pandemi Covid-19 antara -0,4 persen hingga 2,3 persen pada 2020.

Hasil penelitian tim peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) menunjukkan sektor produksi sebagian besar bahan pangan juga mengalami penurunan, termasuk beras.

Ekonom Senior INDEF Bustanul Arifin mengatakan bahwa penurunan produksi beras pada 2018-2019 yang mencapai 7,76 persen disebabkan oleh penurunan luas panen hingga 6,15 persen.

"Dugaan saya 2020 akan hadapi hal yang sama. Jika penurunan luas panen jadi penyebab utama, kita minta intervense kebijakan strategis untuk mengendalikan laju alih fungsi sawah. Dengan tanpa Covid sudah seperti itu, apalagi setelah ada," katanya dalam webinar IPB Strategic Talks Covid-19 Series pada Jumat (5/6/2020).

Lebih lanjut, Kementerian Keuangan memfokuskan dana Pemulihan Ekonomi Negara (PEN) yang mencapai Rp641,17 triliun kepada 11 komponen.

Namun, beberapa komponen seperti pembenahan produktivitas pertanian dan budi daya tanaman tidak termasuk di dalamnya.

"Bisa jadi tidak ada atau sudah menjadi bagian dari komponen yang ada," katanya.

Adapun empat komponen yang diusulkan Bustanul berdasarkan hasil penelitian bermetode analisis Computable General Equilibrium (CGE) adalah penguatan akses pangan; peningkatan produktivitas pertanian; perbaikan dan efisiensi rantai nilai; dan penguatan modal kerja-inklusi finansial.

Penguatan akses pangan menyasar pada prioritas 2,76 juta buruh tani dan penggarap karena 80 persen tidak ada dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).

Kemudian, peningkatan produktivitas pertanian menyasar pada pendampingan kepada petani dan nelayan melalui penyuluhan, dan pemberian insentif inovasi produk unggulan daerah.

Perbaikan dan efisiensi rantai nilai memprioritaskan petanu dan pelaku pascapanen terutama penggilingan dan pengolahan produk pangan skala kecil.

Terakhir, penguatan modal kerja memprioritaskan petani kecil yang memenuhi persyaratan teknis sektor untuk mendapatkan akses finansial dan perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper