Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amankan Pasokan BBM, Pertamina Pastikan Siap Hadapi New Normal

VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan bahwa pihaknya saat ini memiliki pasokan BBM yang cukup, meskipun pihaknya belum dapat memproyeksikan peningkatan konsumsi pada masa tersebut.
Petugas melakukan pengisian BBM di salah satu SPBU milik Pertamina di Sumsel. istimewa
Petugas melakukan pengisian BBM di salah satu SPBU milik Pertamina di Sumsel. istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) memastikan pasokan bahan bakar minyak (BBM) siap untuk permintaan di masa tatanan kenormalan baru atau new normal.

VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan bahwa pihaknya saat ini memiliki pasokan BBM yang cukup, meskipun pihaknya belum dapat memproyeksikan peningkatan konsumsi pada masa tersebut.

"Pada intinya, Pertamina sudah siap untuk memastikan ketersediaan dan distribusi BBM dan LPG," ujarnya kepada Bisnis, Senin (1/6/2020).

Adapun, berdasarkan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) per 25 Mei 2020, stok premium sebanyak 1,39 juta kiloliter (kl), Pertalite 1,34 juta kl, Pertamax 1,31 juta kl, Pertamax Turbo 44.093 kl, Solar 1,75 kl, Pertamina Dex 65.551 kl, Dexlite 44.585 kl, kerosene 78.475 kl.

Fajriyah mengatakan bahwa, selama masa pandemi Covid-19, terjadi penurunan permintaan yang tajam pada prooduk BBM dengan rata-rata penurunan sebesar 30 persen.

Sementara itu, untuk kota-kota besar yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), penurunan permintaan bisa mencapai 50 persen sampai dengan 60 persen.

Dia mengungkapkan, kondisi itu menyebabkan persediaan BBM Pertamina menjadi meningkat, karena pasokan yang seharusnya telah habis pada bulan sebelumnya hingga saat ini masih ada.

"Hal ini juga meningkatkan biaya inventory Pertamina. Semua karena demand memang tidak ada atau menurun tajam karena sangat rendahnya aktivitas masyarakat dan juga industri banyak yang tutup," ungkapnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan dampak pandemi yang dirasakan secara global khususnya pada industri migas menyebabkan terjadinya over supply karena permintaan yang menurun akibat rendahnya aktivitas masyarakat.

Hal itu mendorong terjadinya penurunan harga minyak mentah dunia, meskipun pada saat ini sudah kembali pada tren naik.

Bagi Pertamina, kata Fajriyah, kondisi tersebut telah menyebabkan penurunan nilai aset-aset hulu migas, oleh sebab itu penurunan pendapatan juga dirasakan oleh sektor hulu.

"Namun sektor hulu tetap terus diupayakan berjalan, karena Pertamina harus menjaga dan menjamin ketersediaan energi dan juga menggerakkan ekosistem migas di Indonesia," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper