Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenormalan Baru, Kebutuhan Ruang Kantor Bisa Makin Besar

Menghadapi kenormalan baru, permintaan ruang kantor diperkirakan akan tetap ada, tetapi akan disesuaikan dengan perubahan kebutuhan perusahaan dengan adanya Covid-19.
Seorag pria menelepon dengan latar belakang gedung perkantoran di kawasan bisnis terpadu Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta./ Antara Foto-Andika Wahyu.
Seorag pria menelepon dengan latar belakang gedung perkantoran di kawasan bisnis terpadu Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta./ Antara Foto-Andika Wahyu.

Bisnis.com, JAKARTA – Menghadapi kenormalan baru, permintaan ruang kantor diperkirakan akan tetap ada, tetapi perkembangannya akan disesuaikan dengan perubahan kebutuhan perusahaan dengan kondisi adanya wabah Covid-19.

Konsultan properti JLL Asia Pasifik mengatakan bahwa akan ada banyak perusahaan yang melakukan penyesuaian meskipun aturan lockdown sudah tak lagi diberlakukan, salah satu upayanya dengan membagi karyawannya yang kerja dari kantor dan dari rumah.

Menurut data JLL, aktivitas sewa perkantoran secara global menurun 22 persen dibandingkan dengan kuartal I/2019 setelah banyak transaksi yang dibatalkan atau ditunda. Namun, aktivitas sewa perkantoran di Asia Pasifik hanya turun 9 persen dibandingkan dengan kuartal/2019.

Kondisi Covid-19, menurut JLL belum berdampak banyak pada tingkat kekosongan di perkantioran Asia Pasifik pada kuartal I/2020, yang stagnan pada level 10,9 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

“Di Jakarta, dampak paling signifikan dari Covid-19 dalam transaksi baru untuk sewa perkantoran, kemungkinan akan terjadi pada kuartal II/2020 karena peraturan pemerintah memastikan bahwa sebagian besar bisnis terus berjalan dengan kerja-dari-rumah,” kata James Taylor, Head of Research, JLL Indonesia melalui laporan tertulis, Selasa (26/2/2020).

Namun, JLL berharap permintaan ruang kantor bisa kembali meningkat setelah krisis terburuk berlalu. Covid-19 telah membuktikan bahwa banyak perusahaan dapat bekerja dari rumah tetapi juga menggarisbawahi perlunya ruang kantor fisik.

“Situasi saat ini menimbulkan gangguan dan tantangan untuk bisnis perkantoran. Cara orang melihat dan menggunakan perkantoran untuk perusahaan akan berubah. Namun, kita berharap perkantoran akan tetap menjadi bagian utama dari strategi kerja para pebisnis di Asia Pasifik dalam jangka menengah hingga panjang,” tambah Anthony Couse, CEO JLL Asia Pasifik.

Sejalan dengan perusahaan yang memprioritaskan kesehatan dan keselamatan karyawan mereka dan menerapkan jarak sosial saat kembali masuk ke tempat kerja, perubahan pada properti perkantoran tetap tidak akan terhindarkan.

Saat ini, JLL menyebutkan bahwa mulai banyak perusahaan yang tengah mempertimbangkan kembali penghitungan kebutuhan jumlah ruang untuk ruang kantor tradisional setelah masa sewa habis.

Namun, meskipun situasi sedang tidak menguntungkan, JLL meyakini bahwa perkantoran masih diperlukan. Bahkan dalam beberapa pertimbangan, pandemi ini dapat menyebabkan perluasan ruang kantor, karena perusahaan berusaha meningkatkan jarak fisik antar karyawan.

“Konfigurasi kantor saat ini dapat dimodifikasi dengan meningkatkan kebutuhan akan ruang tambahan. Dengan melakukan hal itu, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk memanfaatkan flexible space dari operator pihak ketiga, di samping implementasi kerja jarak jauh yang berkelanjutan untuk beberapa karyawan,” ungkap Couse.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper