Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pandemi Belum Berlalu, Masa Depan Perhotelan Masih Belum Jelas

pemilik hotel masih akan melanjutkan langkah pencegahan seperti membatasi operasional karena tingkat okupansi yang rendah membuat mereka kesulitan menutup biaya operasional.
Pemilik dan pengelola hotel tetap diperkenankan beroperasi selama status PSBB di Jakarta. -Foto PHRI
Pemilik dan pengelola hotel tetap diperkenankan beroperasi selama status PSBB di Jakarta. -Foto PHRI

Bisnis.com, JAKARTA – Sektor properti hotel diperkirakan belum segera pulih, apalagi jika melihat pandemi di beberapa negara yang belum juga menunjukkan penurunan tingkat penyebaran.

Executive Director and Head of Hotels & Leisure for Valuation & Advisory Services Colliers International Asia Govinda Singh mengatakan bahwa karena pandemi Covid-19 banyak pembatasan perjalanan, lockdown, penutupan perbatasan di seluruh dunia. Hal ini membuat kinerja properti hotel anjlok pada kuartal I/2020.

“Melihat outlook ekonomi global dan industri perhotelan ke depan yang penuh ketidakpastian, diperkirakan masih akan tertahan pergerakan pertumbuhan dan aktivitasnya,” katanya dikutip melalui keterangan resmi, Jumat (22/5/2020).

Namun, Singh mengungkapkan bahwa apabila pemerintah di setiap negara cukup memberi stimulus, kebijakan, dan dukungan dari fundamental ekonominya, jal itu bisa menjadi bantalan untuk dampak-dampak jangka pendek terhadap properti perhotelan.

Ferry Salanto, Head of Research Colliers International Indonesia, menuturkan bahwa di Indonesia, meskipun diterpa pandemi, masih ada beberapa hotel yang bisa tetap bertahan. Namun, tidak kaget kalau harga per malam dan tingkat okupansinya anjlok sepanjang kuartal I/2020.

“Kami memperkirakan kondisi seperti sekarang ini akan tetap berlanjut bahkan beberapa bulan setelah wabahnya bisa diatasi karena orang akan mengambil langkah antisipasi menghadapi situasi yang sedang terjadi,” kata Ferry.

Para pemilik hotel pasti juga masih akan melanjutkan langkah-langkah pencegahan seperti membatasi operasional karena tingkat okupansi yang rendah membuat mereka kesulitan menutup biaya operasional.

“Para pemilik hotel bisa saja ketika nanti mulai buka, tetap menutup kafe, restoran, dan fasilitas lainnya. Atau hanya mengoperasikan beberapa lantai saja dan menawarkan kamar tanpa layanan sarapan,” tambah Ferry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper