Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Balai Kemenperin Kembangkan Teknologi Pengolahan Limbah Cair Biologi

Kementerian Perindustrian invensi dari unit kerja BPPI di Semarang, yaitu Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI), menciptakan teknologi pengolahan limbah cair berbasis biologi yang diberi nama PLANET-2020 (Pollution Prevention based on Anaerobic-Aerobic-Wetland Integrated Technology 2020).
Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan uji laboratorium limbah Sungai Citarum di Laboratorium Karakterisasi Material, Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) LIPI, Bandung, Jawa Barat, Senin (25/3/2019)./ANTARA-Raisan Al Farisi
Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan uji laboratorium limbah Sungai Citarum di Laboratorium Karakterisasi Material, Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) LIPI, Bandung, Jawa Barat, Senin (25/3/2019)./ANTARA-Raisan Al Farisi

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian invensi dari unit kerja BPPI di Semarang, yaitu Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI), menciptakan teknologi pengolahan limbah cair berbasis biologi yang diberi nama PLANET-2020 (Pollution Prevention based on Anaerobic-Aerobic-Wetland Integrated Technology 2020).

Inti teknologi dari PLANET-2020 adalah penggunaan mikroorganisme (bakteri) untuk menguraikan air limbah. Hal ini karena bakteri mempunyai kemampuan memproses bahan organik yang terdapat di dalam limbah menjadi sumber makanan dan energi.

Limbah yang sudah diuraikan oleh bakteri akan mengalami penurunan kadar pencemar sehingga memenuhi baku mutu lingkungan dan aman dikembalikan ke lingkungan.

Inovasi teknologi PLANET-2020 meliputi tiga unit pengolahan limbah yang dirancang dari unit anaerobik, aerobik dan wetland yang dimodifikasi sesuai kebutuhan. Unit anaerobik merupakan modifikasi dari sistem anaerobik konvensional, yaitu menggunakan aliran air upflow yang dikombinasikan dengan sistem resirkulasi.

Sementara itu, unit aerobik menggunakan sistem lumpur aktif, sedangkan unit wetland menggunakan sistem horizontal subsurface constructed wetland yang diresirkulasi. Integrasi dari ketiga unit dapat menurunkan bahan pencemar organik hingga lebih dari 95 persen, amoniak hingga 80 persen, dan fosfat sebesar 70 persen.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Doddy Rahadi mengatakan salah satu kelebihan yang dimiliki oleh PLANET-2020, antara lain kemampuan degradasi polutan (zat pencemar) mencapai 90-98 persen, lebih tinggi dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berbasis kimia yang mencapai 80-90 persen atau dibandingkan IPAL berbasis biologi konvensional (80-90 persen).

Selanjutnya, PLANET-2020 tidak membutuhkan lahan yang begitu luas, menggunakan energi listrik yang lebih hemat, dan menggunakan bahan kimia yang jauh lebih sedikit.

"Kelebihan lainnya, sistem tersebut tidak menggunakan unit pengolah lumpur, sehingga penguraian polutan dapat dipersingkat dari satu minggu menjadi maksimal empat hari. PLANET-2020 juga hanya membutuhkan biaya yang lebih rendah dibandingkan metode kimia,” katanya melalui siaran pers, Kamis (21/5/2020).

Kepala BBTPPI Ali Murtopo Simbolon menambahkan teknologi PLANET-2020 ini telah diterapkan untuk mengolah air limbah di 18 sektor industri, seperti industri kertas kerajinan, industri makanan dan minuman, industri batik, industri farmasi, serta industri pengolahan ikan.

Reaktor PLANET-2020 dibuat sesuai kebutuhan, dengan dimensi yang disesuaikan dengan jumlah limbah industri yang akan diolah dalam satu hari. Untuk memperkuat kapasitas SDM Operator IPAL, BBTPPI juga memberikan bimbingan teknis mengenai cara operasional dan pemeliharaan PLANET-2020.

"Teknologi PLANET-2020 akan terus dikembangkan dengan modifikasi unit dan proses. Unit anaerobik, aerobik, dan wetland yang membutuhkan lahan agak luas dimodifikasi dengan merancang reaktor vertikal, sehingga digunakan pada luasan lahan yang terbatas dan waktu tinggal yang lebih cepat. Hal ini akan memudahkan industri dengan lahan terbatas," ujarnya.

Selain itu, PLANET-2020 diharapkan dapat membantu recovery (pengambilan kembali) zat-zat yang masih bernilai ekonomis yang terkandung di dalam limbah. Oleh karena itu, BBTPPI akan selalu terbuka untuk terus melakukan kerja sama dengan industri yang membutuhkan konsultasi dan desain IPAL dan teknologi pencegahan pencemaran industri lainnya .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper