Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLN dan SMI Teken MoU Pembiayaan Proyek Pembangunan Pembangkit Listrik

Adapun, nilai kerja sama tersebut diperkirakan sebesar US$4,29 miliar atau sekitar Rp64,35 triliun.
Petugas sedang melakukan pengecekan di sebuah pembangkit listrik tenaga surya. Istimewa/ PLN
Petugas sedang melakukan pengecekan di sebuah pembangkit listrik tenaga surya. Istimewa/ PLN

Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan PT Sarana Multi Infrastruktur/SMI (Persero) menandatangani nota kesepahaman Kerja Sama Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) Berbasis Platform SDG Indonesia One.

Adapun, nilai kerja sama tersebut diperkirakan sebesar US$4,29 miliar atau sekitar Rp64,35 triliun. Sebelumnya, pemerintah telah membentuk platform “SDG Indonesia One” untuk memobilisasi sumber daya keuangan publik dan swasta melalui skema pembiayaan bersama proyek-proyek infrastruktur yang terkait dengan pencapaian SDG, termasuk proyek pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) pada sektor ketenagalistrikan.

"Kerja sama ini merupakan salah satu langkah nyata sinergi BUMN antara PLN dan SMI untuk merealisasikan target pemerintah sesuai PP No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional dan Peraturan Presiden No. 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional, yaitu tercapainya bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025." ujar Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/5/2020).

Kerja sama tersebut dilakukan untuk membangun 1.403 MW atau 40 persen dari total penambahan pembangkit listrik EBT oleh PLN. Seperti diketahui, PLN telah berencana untuk menambahkan kapasitas pembangkit listrik EBT sebesar 16.765 GW selama 2019-2028.

Pembangkit listrik hasil pembiayaan SMI mayoritas akan bertenaga air atau PLTA dengan kapasitas energi sekitar 904 MW. Selain PLTA, kerja sama tersebut juga membuat PLN dapat membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTB) berkapasitas 360 MW, pembangkit listrik tenaga bayu atau angin (PLTB) berkapasitas 100 MW, pembangkit listrik tenaga minihodro (PLTM) berkapasitas 38.2 MW, dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 1,3 MW.

Adapun, sekitar 55,5 persen atau sekitar 783 MW dari seluruh pembangunan pembangkit listrik EBT tersebut akan dibangun di Indonesia bagian timur. Jika dirinci, wilayah Maluku Papua sebesar 111 MW, Nusa Tenggara sebesar 25 MW, Kalimantan sebesar 496 MW, dan Sulawesi sebesar 146 MW.

Sebagai pilot project kerja sama PLN dan PT SMI, direncanakan terdapat 3 (tiga) proyek yang akan dieksekusi pada tahun 2020, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, Pembangkit Listrik Tenaga Air dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu.

Di sisi lain, kerja sama tersebut juga bagian dari partisipasi Indonesia dalam Agenda 2030 yang dicanangkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk mencapai 17 (tujuh belas) target pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals / SDG) dimana salah satu targetnya adalah energi yang terjangkau dan bersih (Affordable and Clean Energy).

Dengan kata lain, salah satu tujuan kerja sama tesebut adalah memastikan tersedianya akses ke energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan dan modern bagi semua orang pada tahun 2030. Selain itu, target penurunan gas rumah kaca adalah sebesar 29 persen pada 2030, dimana sektor energi ditargetkan berkontribusi sebesar 314 juta ton gas karbondioksida (CO2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper