Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Turun, Kinerja Manufaktur Nasional Lesu

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kinerja industri pengolahan tercatat positif. "Ada beberapa kategori industri alami kontraksi," katanya, Selasa (5/5/2020).
Aktivitas karyawan di salah satu pabrik di Jakarta, Jumat (20/9/2019). Bisnis/Arief Hermawan P
Aktivitas karyawan di salah satu pabrik di Jakarta, Jumat (20/9/2019). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat menyatakan industri pengolahan masih tumbuh sebesar 2,06 persen pada kuartal I/2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kinerja industri pengolahan tercatat positif. "Ada beberapa kategori industri alami kontraksi," katanya, Selasa (5/5/2020).

Adapun penyebab utama melambatnya pertumbuhan industri pengolahan nonmigas terlihat dari perlambatan komposisi impor bahan baku yang terlihat negatif.

Suhariyanto mengatakan dari sisi ekspor komoditas industri pengolahan nonmigas juga mengalami perlambatan.

Fenomena utama yang memengaruhi kinerja industri pengolahan kuartal I/2020 adalah industri makanan dan minuman yang tumbuh melambat sebesar 3,94 persen.

Menurunnya kinerja industri mamin disebabkan menurunnya demand luar negeri, tercermin dari kontraksinya ekspor komoditas mamin.

"Industri kimia, farmasi dan obat tradisional tumbuh 5,59 persen yang didukung oleh peningkatan produksi barang kimia dan obat-obatan untuk memenuhi permintaan luar negeri dan melonjaknya permintaan domestik akibat mewabahnya virus corona," tambahnya.

Dilihat dari struktur PDB Indonesia menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku kuartal I/2020 tidak menunjukkan perubahan berarti. Perekonomian Indonesia masih didominasi oleh industri pengolahan sebesar 19,98 persen; diikuti oleh perdagangan besar-eceran; reparasi mobil-sepeda motor sebesar 13,20 persen; pertanian, pehutanan dan erikanan sebesar 12,84 persen; dan konstruksi sebesar 10,70 persen.

Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Indonesia mencapai 56,72 persen

Selain itu, laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga kuartal I/2020 mulai tumbuh melambat menjadi 2,84 persen.

Angka itu jauh di bawah perolehan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada periode yang sama tahun lalu 5,02 persen dan tahun sebelumnya atau kuartal I/2008 4,96 persen.

Menurut BPS penjualan eceran terkontraksi terutama pada penjualan sandang, bahan bakar kendaraan, peralatan IT, barang budaya, dan rekreasi. Tak hanya itu penjualan wholesale mobil penumpang dan sepeda motor juga mengalami hal serupa.

Sementara itu, jumlah penumpang angkutan rel dan udara juga tumbuh negatif.

Adapun komponen pendorong laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga kuartal pertama lalu dari sektor kesehatan dan pendidik 7,85 persen, diikuti sektor makanan dan minuman selain restoran 5,01 persen, serta perumahan dan perlengkapan rumah tangga 4,47 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper