Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sansiri Menjual Properti di Thailand Tanpa Ambil Untung

Beruntung bagi Sansiri, kebanyakan konsumennya berasal dari lokal dengan pangsa hingga 95 persen.
Bangkok, Thailand./Brent Lewin-Bloomberg
Bangkok, Thailand./Brent Lewin-Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang properti di Thailand, Sansiri Pcl., menjual properti tanpa keuntungan demi meraup arus kas agar tetap bisa bertahan di tengah pandemi virus corona.

Pengembang yang membangun kondominium kelas atas di sejumlah negara di Asia Tenggara itu, menawarkan diskon fantastis dan sejumlah promosi lainnya untuk menarik minat pembeli.

Presiden Sansiri Pcl. Srettha Thavisin mengatakan bahwa perusahaan akan merevisi target penjualannya jika penjualan menguat pada kuartal II/2020.

“Pada masa krisis seperti ini, keuntungan jadi nomor dua. Arus kas adalah yang paling penting dan kekuatan brand juga menjadi yang utama. Krisis karena Covid-19 ini lebih besar dari krisis kejadian 11 September 2001 dan krisis keuangan Asia digabungkan,” ungkap Srettha seperti dilansir Bloomberg, Minggu (3/5/2020).

Pada Maret, Sansiri menurunkan target penjualannya menjadi 12 miliar baht atau Rp5,5 triliun setelah meraup nilai penjualan sebesar Rp1,9 triliun pada 3 pekan pertama April 2020.

Srettha menyebutkan bahwa jumlah itu membuat perusahaan masih berada pada jalurnya mencapai setengah nilai penjualan pada tengah tahun.

Perekonomian Thailand yang sangat bergantung pada wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, terkoyak oleh wabah Covid-19, tetapi dampaknya belum terlihat sampai kuartal pertama. Dengan kondisi ini, Pemerintah Thailand berupaya menyeimbangkan kembali struktur perekonomiannya dengan lebih bergantung pada pasar domestik.

Beruntung bagi Sansiri, kebanyakan konsumennya berasal dari lokal, dengan pangsa hingga 95 persen, sedangkan untuk pembeli dari warga asing kebanyakan berasal dari China.

Srettha mengatakan bahwa saat ini kasus infeksi Covid-19 terus menurun di Thailand, dibarengi dengan sistem kesehatan di Thailand yang memadai. Kondisi ini diharapkan bisa menarik kembali minat investor asing segera setelah wabah pergi.

“Kalau tidak ada gelombang [wabah] kedua, industri real estat Thailand harusnya bisa lebih baik. Namun, untuk saat ini kita harus tetap waspada mengambil langkah agar tetap bisa bertahan di situasi ini,” imbuh Srettha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper