Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UMKM Sektor Ini 'Tahan' Corona Menurut Ekonom

Pandemi corona berdampak ke sektor ekonomi, tak terkecuali segmen UMKM. Namun, para ekonom menilai beberapa UMKM di sektor tertentu masih bisa meraup untung.
Pengunjung melihat produk UMKM di Jakarta, belum lama ini. Bisnis/Abdurachman
Pengunjung melihat produk UMKM di Jakarta, belum lama ini. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) nyatanya mampu mendulang cuan bagi beberapa sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM).

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan masyarakat diuntungkan dengan model pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah Indonesia yang tidak seketat negara-negara dengan jumlah ledakan pasien positif Covid-19 yang tinggi, seperti China dan beberapa negara di Eropa.

“Memang kita juga tidak sebebas Swedia, tetapi juga tidak seketat China yang tidak bisa keluar rumah. Masih bisa berkegiatan walaupun minim,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (1/5/2020).

Menurutnya, sektor yang masih akan bertahan di tengah pandemi saat ini adalah industri kebutuhan pokok, sanitasi, kesehatan, komunikasi dan logistik.

“Ini serba sulit hampir semua sektor terpukul. Relatively, ada sektor yang 100 persen tidak bisa berkegiatan. Namun, beberapa sektor masih bisa bergerak, terkait dengan essential goods seperti kebutuhan healthcare yang ternyata mereka sudah banyak dapat kontrak dari pemerintah untuk pembuatan APD dan masker,” jelasnya.

Dia pun menilai stimulus yang diberikan pemerintah seperti relaksasi kredit hingga bantuan langsung tunai sudah cukup baik untuk menambah napas industri kecil di Tanah Air.

Senada dengan David, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet melihat UMKM masih berpeluang bertumbuh di tengah pandemi.

Mengingat selain memberikan paket insentif, pemerintah juga baru-baru ini menyiapkan 5 skema untuk membantu UMKM diantaranya melalui bansos, insentif pajak, hingga rekstrukturisasi kredit melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Namun, demikian memang insentif ini punya tantangan terutama verifikasi data UMKM yang membutuhkan bantuan ini, oleh karenanya koordinasi antara lembaga pemerintah di level pusat dan daerah menjadi penting,” tutur Yusuf kepada Bisnis, Jumat (1/5/2020).

Yusuf menilai, sektor makanan dan minuman memang masih diuntungkan karena dengan terbatasnya pilihan untuk membeli makanan dan minuman di pusat perbelanjaan besar, masyarakat mulai beralih menyasar pembelian melalui UMKM kecil.

“Apalagi sekarang momentumnya bulan Ramadan bagi umat Islam, sehingga kecenderungan permintaan untuk produk makanan dan minuman akan bertambah. Di samping itu, beberapa UMKM produsen makanan dan minuman juga melakukan kerjasama dengan membuka peluang donasi bagi masyarakat yang ingin mengirimkan makanan ke orang yang membutuhkan,” jelasnya.

Secara garis besar, lanjut Yusuf, UMKM yang terdampak perlu melakukan penyesuaian melalui diversifikasi jasa dan produk mengikuti tren permintaan pasar saat ini.

Dia menyarankan asosiasi UMKM untuk juga turun tangan memberikan advokasi agar ke depannya UMKM tersebut dapat memanfaatkan secara optimal bantuan yang digulirkan pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper