Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Beras Capai 3,3 Juta Ton, Cukup Hingga November

Terdapat potensi penurunan produksi sebesar 10 persen.
Pekerja mengangkut stok beras Bulog untuk didistribusikan ke pasar-pasar di Gudang Sub-Divre Bulog Serang, di Serang, Banten, Jumat (10/5/2019)./Antara-Asep Fathulrahman
Pekerja mengangkut stok beras Bulog untuk didistribusikan ke pasar-pasar di Gudang Sub-Divre Bulog Serang, di Serang, Banten, Jumat (10/5/2019)./Antara-Asep Fathulrahman

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjamin stok barang kebutuhan pokok (bapok) yang dibutuhkan untuk masyarakat cukuo selama Ramadan dan Idul Fitri 2020.

Perum Bulog dan Kementerian Pertanian mencatat stok beras nasional hingga saar ini mencapai 3,3 juta ton. Secara lebih rinci, 1,39 juta ton beras merupakan stok pada Perum Bulog, 1,2 juta ton berada di penggilingan, sedangkan 728.000 ton merupakan stok yang ada di pedagang.

Selanjutnya, stok di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) tercatat mencapai 30.620 ton, sedangkan stok di Lumbung Pangan Masyarakat binaan Badan Ketahanan Pangan (BKP) 2.939 ton.

Data Badan Ketahanan Pangan (BKP) mencatat potensi produksi beras pada Maret hingga Agustus 2020 dalam kondisi normal mencapai 19,8 juta ton.

Di tengah situasi sekarang, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Suhanto mengatakan terdapat potensi penurunan produksi sebesar 10 persen. Dengan ini, produksi pada Maret hingga Agustus 2020 diasumsikan mencapai 17,85 juta ton dan ketersedian beras akan menjadi 21,36 juta ton.

"Ini diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga bulan November 2020," kata Suhanto dalam keterangan resminya, Sabtu (25/4/2020).

Selain itu, sebagian besar sentra produksi juga telah memasuki masa panen raya dan diperkirakan akan selesai pada Mei 2020. Harga gabah kering panen (GKP) di petani cenderung naik ke nominal Rp4.800-Rp4.900 per kilogram.

Stok beras di gudang penggilingan Perpadi juga turun signifikan dibanding tahun sebelumnya karena sudah dipasok ke pasar yang permintaannya meningkat tiga kali lipat dari situasi normal.

Suhanto menerangkan peningkatan permintaan disebabkan oleh pembelian masyarakat yang lebih banyak dari situasi biasa karena WFH. Paket bantuan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda) juga turut menyebabkan kenaikan permintaan.

Kemendag mengambil langkah dengan mengeluarkan Permendag No. 24/2020 untuk mengoptimalkan penyerapan gabah/beras oleh Perum Bulog.

Berdasarkan Permendag tersebut, GKP di tingkat petani ditetapkan sebesar Rp4.200 per kilogram dan di tingkat penggilingan sebesar Rp4.250 per kilogram. Adapun harga gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan sebesar Rp5.250 per kilogram dan di gudang Bulog Rp5.300 per kilogram. Harga beras di gudang Bulog ditetapkan sebesar Rp8.300 per kilogram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhamad Wildan
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper