Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom: Ekonomi Indonesia Bisa Berujung Depresi Jika Pemerintah Salah Langkah

Pemerintah harus mengambil langkah yang tepat dan tegas dalam menangani penyebaran pandemi Covid-19 agar ekonomi Indonesia tidak mengalami skenario yang buruk.
Pemandangan deretan gedung bertingkat di ibu kota terlihat dari kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa (5/11/2019)./ANTARA FOTO-Galih Pradipta
Pemandangan deretan gedung bertingkat di ibu kota terlihat dari kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa (5/11/2019)./ANTARA FOTO-Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi virus corona yang menyebar sangat cepat di berbagai negara mengakibatkan terpukulnya ekonomi sehingga risiko resesi menjadi tidak terhindarkan.

Ekonom Senior sekaligus Komisaris Independen Bank BCA Raden Pardede menyampaikan pemerintah harus mengambil langkah yang tepat dan tegas dalam menangani penyebaran pandemi Covid-19 agar ekonomi Indonesia tidak mengalami skenario yang buruk.

Raden memaparkan ada dua skenario pertumbuhan ekonomi Indonesia. Skenario pertama, yaitu skenario resesi, di mana negara akan mengalami pertumbuhan negatif berturut-turut selama 2 bulan dan membaik pada kuartal selanjutnya.

Diproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan bergerak seperti kurva U, yang mana akan terjadi resesi ekonomi, kemudian membaik pada tiga kuartal ke depan. Lima kuartal selanjutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa kembali pulih ke posisi awal dengan pertumbuhan sebesar 5 persen.

Proyeksi lainnya adalah berdasarkan skema kurva L, di mana terjadi resesi ekonomi yang berkepanjangan. Jika proyeksi ini terjadi, maka akan menimbulan permasalahan yang besar, berujung pada chaos. Selain itu, berdasarkan kurva I, terjadi resesi ekonomi yang terjun bebas sehingga terjadi depresi.

Raden menuturkan, skenario resesi dan depresi dapat terjadi jika Pemerintah salah menerapkan kebijakan ekonomi, salah memperhitungkan jaminan kesehatan, atau terlambat melakukan penanganan, serta stimulus ekonomi yang diberikan terlalu minim.

"Skenario resesi dan depresi harus dihindari. Tindakan penanganan menentukan di mana kita berakhir. Probabilitas untuk selamat kalau kita tegas intervensinya dan tepat waktu, sehingga kita akan pulih. Kalau ragu-ragu, kebijakan salah, terlambat, tidak mungkin tidak akan chaos," katanya, Rabu (22/4/2020).

Skenario kedua menurut Raden, adalah skenario forward looking atau strategi optimisme.

Raden menuturkan ekonomi Indonesia memang tidak terhindarkan risiko saat ini. Namun, pada saat yang sama dengan tindakan penanganan yang tepat, perlambatan ekonomi dalam tiga kuartal ke depan dinilai akan pulih. Bahkan lima kuartal ke depan diperkirakan akan terjadi percepatan.

"Prinsip ini menggambarkan optimisme bahwa krisis ini pasti akan selesai dan pulih, tetapi bagaimana pulih dengan cepat harus ada daya adaptasi yang bagus," katanya.

Menurut Raden, alokasi anggaran yang digelontorkan pemerintah untuk menangani dampak dari pandemi Covid-19 sudah bertambah signifikan, dari yang sebelumnya Rp70 triliun menjadi Rp405 triliun.

Raden juga mengapresiasi langkah pemerintah yang saat ini fokus pada sektor kesehatan dan jaring pengaman sosial.

"Arahnya terlihat sudah benar, yang seperti saya ingatkan pemerintah harus berani, jangan ragu-ragu menetapkan kebijakan," tuturnya.

Raden memperkirakan, tahun ini ekonomi Indonesia masih dapat mencapai pertumbuhan di kisaran 1 persen-2 persen meski resesi tidak terhindarkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper