Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kepala BKF: Puncak Krisis Corona Terjadi di kuartal II/2020, Tetapi...

Realiasi puncak krisis diperkirakan terjadi pada April hingga Juni 2020, pemerintah yakin setelah itu ekonomi bisa rebound.
Petugas memasang bendera merah putih di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (7/8/2018)./Bisnis-Nurul Hidayat
Petugas memasang bendera merah putih di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (7/8/2018)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengungkapkan puncak krisis yang akibat wabah virus Corona (Covid-19) akan terjadi pada kuartal II/2020.

Meski demikian, dia mengatakan situasi ketidakpastian masih membayangi perekonomian Indonesia dan dunia sampai waktu yang belum bisa ditentukan.

"Puncak kuartal II, Mei-Juni. Ini bisa meleset, kita siapkan skenario sangat berat lebih dari 2,3%, Tetapi tidak sampai resesi whole year," katanya dalam diskusi virtual, Senin (20/4/2020).

Dia menekankan pemerintah dalam hal ini akan terus berupaya dan tidak akan menunggu hingga puncak krisis kesehatan ini. Pemerintah, menurutnya, akan mendorong belanja agar kondisi ekonomi tidak sampai U-shape atau L-shape. 

Namun, dia tidak memungkiri adanya tambahan pengangguran. "Tidak lebih dari 2 juta. semoga kita diselamatkan dari yangg terburuk."

Kendati demikian, pemerintah hingga kini masih menggunakan skenario berat, yakni pertumbuhan ekonomi mencapai 2,3 persen hingga akhir 2020.

Menurutnya, angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2020 mungkin tidak terlalu buruk karena belum ada penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). PSBB diberlakukan pada April 2020 atau awal kuartal II/2020.

Namun, ekonom Universitas Indonesia tersebut belum bisa memprediksi apa yang terjadi pada tahun depan. Karena itu, dia meminta agar semua elemen masyarakat berkolaborasi dan bekerja sama untuk mengurangi risiko ekonomi, khususnya demi melindungi UMKM dan masyarakat berpenghasilan rendah.

Dia mencontohkan situasi perekonomian China yang terpukul hingga -6,8 persen karena wabah Covid-19 yang bermula dari Wuhan pada akhir tahun lalu. Angka indikator penting, seperti Purchasing Manager Index (PMI), Confidence Index, dan Volatilty Index (VIX) juga menunjukkan angka yang rendah hampir di seluruh dunia.

"Semua tergantung hal yang akan terjadi di 2020. Seberapa dalam krisis 2020, apakah [pertumbuhan ekonomi] bisa 2,3 persen atau di bawah 2,3 persen? Risiko tetap ada, tetapi kami akan coba menghindarinya," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper