Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Realisasi Investasi Properti Kuartal I/2020 Turun, Ini Kata REI

REI menilai bahwa rendahnya nilai PMA pada kuartal pertama tahun ini lantaran efek pemilu yang belum mereda meskipun dari sisi jumlah proyek ada kenaikan.
Foto udara perumahan di kawasan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (7/4/2020). Bisnis/Rachman
Foto udara perumahan di kawasan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (7/4/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA — Data Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan bahwa realisasi investasi proyek di sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran selama Januari—Maret 2020 tercatat turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi tiga subsektor properti itu baik asing dan dalam negeri pada kuartal pertama I/2020 tercatat Rp17,8 triliun atau turun jika dibandingan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp18,8 triliun.

BKPM mencatat penanaman modal asing (PMA) pada kuartal I/2020 sebesar US$602,9 juta dengan 490 proyek, sedangkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai Rp9,1 triliun dengan 755 proyek.

Pada kuartal pertama 2019, PMA di ketiga subektor itu tercatat US$948,16 juta dengan 410 proyek, sedangkan PMDN Rp4,59 triliun dengan 365 proyek.

Wakil Ketua Umum DPP Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Bidang Hubungan Luar Negeri Rusmin Lawin mengatakan bahwa rendahnya nilai PMA pada kuartal pertama tahun ini lantaran efek pemilu yang belum mereda meskipun dari sisi jumlah proyek ada kenaikan.

"Jadi, memang PMA masih banyak yang wait and see," katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (20/4/2020).

Rusmin mengatakan bahwa turunnya realisasi investasi asing juga disebabkan oleh efek virus corona jenis baru atau Covid-19 yang mulai merebak pada awal Maret lalu saat Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama. 

Menurutnya, seandainya corona tidak ada dan meluas ke beberapa negara termasuk Indonesia, nilai investasi akan meningkat. Hal ini lantaran keputusan untuk investasi asing membutuhkan waktu dan terus melihat situasi dan kondisi.

"Karena suatu kepastian untuk realisasi investasi itu kan butuh waktu. Bukan hari ini putuskan, lalu kemudian besoknya eksekusi. Jadi, misalkan, sekarang memutuskan investasi, bisa saja realisasinya 3 [bulan] atau 4 bulan kemudian."

Sementara itu, untuk PMDN yang meningkat pada kuartal pertama ini, dia menilai bahwa hal tersebut lantaran pengembang lokal lebih mengetahui situasi dan kondisi perpolitikan Tanah Air sehingga tak ragu dalam berinvestasi.

Lagi pula, proyek dalam negeri masih digenjot oleh segmen menengah ke bawah untuk pemilik rumah pertama. 

"Jadi, maksud saya, pergerakan realisasi investasi pengembang dalam negeri lebih cepat daripada luar negeri karena mereka [lokal] sudah di sini, kalau luar negeri butuh waktu," katanya.

Sementara itu, CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda menilai bahwa penurunan investasi asing itu lantaran para investor masih cenderung wait and see sebelum memutuskan masuk ke Indonesia.

Belum lagi, katanya, adanya virus corona yang terus meluas secara global di awal tahun yang juga masuk ke Indonesia sehingga turut memengaruhi psikologis investor yang berbuntut pada tertahannya realisasi investasi.

"Pasti seperti itu. Semua pihak apalagi dari luar juga terkena dampaknya. Ekonomi negara lain bahkan belum tentu lebih bagus. Semua terpengaruh. Saat ini fokusnya mempertahankan internal masing-masing sebelum memutuskan investasi," ujar Ali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ilham Budhiman
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper