Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proses Digitalisasi Nozzle Pertamina Terhambat Wabah Corona

Wabah corona membuat jadwal penyelesaian digitalisasi nozzle di sejumlah SPBU yang semula ditargetkan di Juni 2020, berpeluang molor dari target.
Pengemudi ojek online mengisi BBM di salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jakarta, Selasa (14/4/2020). PT Pertamina (persero) membuat program khusus selama masa darurat pandemi virus corona atau Covid-19 untuk para pengemudi ojol. Pertamina meluncurkan layanan khusus untuk para ojol berupa cashback saldo LinkAja dengan maksimal nilai Rp15.000 per hari, untuk pembelian bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Pertamina melalui aplikasi MyPertamina. Bisnis/Arief Hermawan P
Pengemudi ojek online mengisi BBM di salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jakarta, Selasa (14/4/2020). PT Pertamina (persero) membuat program khusus selama masa darurat pandemi virus corona atau Covid-19 untuk para pengemudi ojol. Pertamina meluncurkan layanan khusus untuk para ojol berupa cashback saldo LinkAja dengan maksimal nilai Rp15.000 per hari, untuk pembelian bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Pertamina melalui aplikasi MyPertamina. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menyebut proses digitalisasi nozzle di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum yang semula ditargetkan rampung pertengahan tahun, akan tertunda karena pandemi virus corona atau Covid-19.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengungkapkan adanya pandemi saat ini turut menghambat proses penyelesaianya, sehingga diperlukan penyesuaian jadwal penyelesaian yang semula ditargetkan di Juni 2020.

Menurut Fajriyah, meskipun jadwal akan disesuaikan dengan kondisi saat ini, proses digitalisasi SPBU di seluruh Indonesia terus akan diupayakan untuk diselesaikan pada tahun ini.

“Upaya pencegahan penyebaran Covid-19 menjadi prioritas utama pada saat ini, keamanan pekerja prioritas. Kita akan tetap usahakan, tapi akan disesuaikan sesuai kondisi” katanya kepada Bisnis, Rabu (15/4/2020).

Dalam rangka pengawasan penyediaan dan pendistribusian Jenis BBM Tertentu (JBT)/BBM bersubsidi jenis minyak solar dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) jenis premium agar tepat sasaran dan volume, BPH Migas telah meminta bantu PT Pertamina (Persero).

Dalam hal ini, Pertamina selaku badan usaha yang mendapat penugasan penyaluran BBM subsidi dan JBKP dari BPH Migas diminta untuk menyiapkan teknologi informasi terpadu yang dapat merekam data konsumen dan volume penyaluran untuk setiap konsumen secara online untuk dapat diakses dan diterima oleh BPH Migas.

Penyiapan teknologi terpadu ini sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Kepala BPH Migas No. 38/P3JBT/BPH Migas/Kom/2017 tanggal 19 Desember 2017 tentang Penugasan Badan Usaha untuk melaksanakan penyediaan dan Pendistribusian JBT Tahun 2018 sampai dengan tahun 2022 kepada PT. Pertamina (Persero).

Melalui Surat Menteri ESDM No. 2548/10/MEM.S/2018 tanggal 22 Maret 2018, Menteri ESDM meminta Menteri BUMN agar mengintruksikan kepada PT. Pertamina (Persero) untuk segera melaksanakan pencatatan penjualan JBT sesuai ketentuan Perpres Nomor 191 melalui pencatatan elektronik/digitalisasi nozzle.

Sebagai tindak lanjutnya pada 31 Agustus 2018 telah dilakukan penandatanganan kerja sama program digitalisasi nozzle antara PT Pertamina (Persero) dengan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. yang akan memasang digitalisasi pada 5.518 SPBU yang tersebar di seluruh Indonesia.

Adapun, per April 2019,  dari total 5.518 SPBU, seluruhnya telah tuntas disurvei dan sebanyak 4.410 SPBU atau hampir 80 persen sudah dilakukan instalasi sistem IT, sedangkan automatic tank gauge (ATG) sudah terpasang di 4.458 SPBU atau capai 81 persen.

Dari instalasi tersebut akan dilanjutkan untuk progres integrasi agar data bisa dipantau melalui dashboard.

“Program digitalisasi SPBU merupakan upaya Pertamina untuk meningkatkan layanan kepada konsumen, sehingga bisa memantau ketersediaan dan stok BBM di setiap wilayah, stok dan penjualan BBM serta transaksi di SPBU serta sekaligus dapat meningkatkan pengawasan penyaluran BBM,” katanya.

Dia menambahkan, dengan sistem digital, seluruh proses penyediaan BBM di SPBU terpantau dengan baik dan data tersebut dapat diakses secara langsung oleh sejumlah pihak berwenang seperti Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan BPH Migas.

“Digitalasi SPBU merupakan bagian dari program digitaliasi Pertamina yang akan dilakukan dari hulu hingga ke hilir. Digitalisasi juga dilanjutkan pada TBBM, kapal pengangkut, kilang  bahkan hingga sumur pengeboran,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper