Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Goldman Sachs: Ekonomi Negara Maju akan Menyusut 35 Persen di Tengah Corona

Ekonomi negara-negara maju diprediksi akan menyusut hingga mencapai empat kali lipat dari rekor sebelumnya selama krisis keuangan 2008.
Suasana jalan Thames yang sepi di London, Inggris, Kamis (9/4/2020). Saat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berada di unit perawatan kritis karena Covid-19, sejumlah pejabat menyusun rencana untuk memperpanjang masa lock down untuk mengendalikan krisis karena virus corona. Bloomberg/Simon Dawson
Suasana jalan Thames yang sepi di London, Inggris, Kamis (9/4/2020). Saat Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berada di unit perawatan kritis karena Covid-19, sejumlah pejabat menyusun rencana untuk memperpanjang masa lock down untuk mengendalikan krisis karena virus corona. Bloomberg/Simon Dawson

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi negara-negara maju diprediksi akan menyusut hingga mencapai empat kali lipat dari rekor sebelumnya selama krisis keuangan 2008.

Berdasarkan statistik Goldman Sachs Group Inc., ekonomi negara-negara maju akan menyusut sekitar 35 persen pada kuartal II/2020 dari kuartal sebelumnya, atau empat kali lipat dari rekor sebelumnya pada 2008 selama krisis keuangan.

“Seberapa cepat ekonomi akan rebound adalah pertanyaan yang belum terjawab karena tidak ada yang tahu seberapa cepat orang-orang dapat kembali bekerja,” tulis ekonom Goldman Sachs Jan Hatzius dalam sebuah catatan kepada klien pada 13 April, seperti dilansir Bloomberg, Selasa (14/4/2020).

“Jumlah kasus baru virus corona (COVID-19) tampak memuncak secara global, tetapi kabar buruknya adalah perbaikan ini mungkin merupakan konsekuensi langsung dari social distancing dan turunnya aktivitas ekonomi,” terangnya.

Kondisi tersebut, sambung Hatzius, dapat berbalik dengan cepat jika orang-orang kembali bekerja di kantor.

Secara keseluruhan, para pembuat kebijakan global telah mengambil respons yang mengesankan untuk mencoba mengganti pendapatan masyarakat dan menjaga kredit mengalir sehingga rumah tangga dan bisnis dapat tetap bertahan.

“Tapi Eropa harus melakukan lebih banyak tindakan dan negara-negara kaya akan perlu membantu negara-negara berkembang,” lanjutnya lagi.

Menurut Hatzius, respons di Eropa perlu ditingkatkan, melalui pelonggaran fiskal yang lebih besar dan idealnya didanai secara sentral serta komitmen apa pun yang diperlukan dan lebih tanpa syarat terhadap integritas kawasan euro.

“Negara-negara emerging market akan membutuhkan lebih banyak bantuan dari yang kaya untuk melalui krisis ini,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper