Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beberapa Stok Pangan di Bulog Menipis, Apa Saja?

Sejumlah stok komoditas pangan yang ada di Perum Bulog (Persero) seperti daging kerbau dan gula tercatat pada posisi yang menipis.
Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR di gedung parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (20/6/2019)./ANTARA-Nova Wahyudi
Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR di gedung parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (20/6/2019)./ANTARA-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA — Perum Bulog melaporkan perkembangan terkini stok bahan pokok yang dikelola perusahaan. Terdapat beberapa bahan pokok yang semakin menipis stoknya, meskipun terdapat pula yang berada pada posisi aman. 

Dalam paparan kepada Komisi IV DPR RI pada Kamis (9/4/2020), Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengemukakan bahwa per 9 April terdapat 1,44 juta ton beras yang tersimpan di seluruh gudang kelolaan Bulog. Stok beras tersebut didominasi oleh cadang beras pemerintah (CBP) sebesar 1,39 juta ton dan stok beras komersial sebanyak 53.000 ton.

Selain beras, Budi Waseso pun menjabarkan ketersediaan stok bawang merah sebesar 0,27 ton, bawang putih 0,5 ton, telur ayam 20,28 ton, minyak goreng 781,15 kiloliter, tepung teringu 616,64 ton, daging kerbau 113,21 ton, dan gula pasir 5.068 ton. Sayangnya, sampai saat ini Bulog mencatat tak ada stok jagung yang dikelola oleh perusahaan.

Dari data tersebut, terlihat bahwa stok sejumlah komoditas berada pada posisi yang kian menipis, seperti daging kerbau dan gula.

Budi Waseso menjelaskan bahwa pihaknya terus melakukan upaya pengadaan, khususnya pada komoditas yang diproduksi di dalam negeri mengingat Ramadan kali ini akan berlangsung di tengah kebijakan pembatasan sosial sebagai antisipasi penyebaran wabah COVID-19.

“Bulan Ramadan dan Idulfitri 2020 diperkirakan akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena kemungkinan adanya lockdown untuk mengatasi penyebaran pandemi Covid-19. Oleh karena itu, upaya pemenuhan stok yang dilakukan Perum Bulog untuk skenario jika terjadi lockdown adalah dengan memprioritaskan pengadaan dalam negeri mengingat puncak panen pertengahan April ini,” papar sosok yang akrab disapa Buwas tersebut.

Dalam laporannya, Bulog memang belum melakukan pengadaan beras selama dua bulan pertama 2020. Penyerapan mulai dilakukan pada Maret lalu dengan volume mencapai 84.335 ton. Adapun selama puncak panen yang diperkirakan berlangsung selama periode April sampai Juni, Bulog menargetkan penyerapan di setiap bulan sebesar 221.802 ton, 206.795 ton, dan 147.869 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper