Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PSBB Memperpanjang Masa Keterpurukan Properti?

PSBB tidak berpengaruh bagi mereka yang bergerak di industri barang konsumen, seperti barang kebutuhan sehari-hari dan alat kesehatan.
Awan hitam menyelimuti langit Jakarta, Senin (10/12/2018)./ANTARA-Rivan Awal Lingga
Awan hitam menyelimuti langit Jakarta, Senin (10/12/2018)./ANTARA-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah telah memutuskan untuk melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar di DKI Jakarta. Konsultan properti Colliers International melihat langkah ini akan memperpanjang dampak dari pembatasan sosial terhadap sektor properti.

Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan bahwa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hanya sebagai langkah konfirmasi dan pengetatan dari aturan sebelumnya untuk melakukan jarak fisik (physical distancing).

“Dari kebijakan sebelumnya saja, ketika orang sudah mulai stay di rumah dampaknya sudah dahsyat. Dengan ini [PSBB] sektor properti juga tidak bisa bangkit lebih cepat,” ungkap Ferry melalui telekonferensi video, Rabu (8/4/2020).

Kendati pemerintah sudah memberi berbagai stimulus terkait dengan keringanan pembayaran cicilan kredit pemilikan rumah, termasuk menurunkan suku bunga acuan, pasar properti tetap bergantung pada kemauan masyarakat untuk membeli properti pada saat seperti ini.

“Dengan kondisi wabah begini, orang prioritasnya bukan investasi atau beli rumah dulu, itu mereka bisa tunda. Mereka terutama dari kelas menengah bawah akan cenderung memenuhi kebutuhan hidup sampai beberapa bulan ke depan. Ditambah dengan PSBB, transaksi bisa makin berkurang,” imbunya.

Senior Associate Director Industrial Services Colliers International Indonesia Rivan Munansa menambahkan bahwa dari sektor properti industri juga sudah mengalami perlambatan meskipun belum mandek sama sekali.

Menurutnya, adanya PSBB tidak berpengaruh bagi mereka yang bergerak di industri barang konsumen, seperti barang kebutuhan sehari-hari dan alat kesehatan.

“Jadi, enggak semuanya negatif. Dari mal yang tutup kan supermarket-nya tetap buka, kebutuhan juga tetap ada. Jadi, sewa properti dan okupansi di kawasan industri dari sektor-sektor itu tetap ada,” kata Rivan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper