Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ADB : Ekonomi Indonesia Tumbuh 2,5 Persen Tahun Ini

Arus dagang Indonesia dengan negara mitra banyak terkendala akibat Covid-19 dan konsumsi domestik juga cenderung turun seiring dengan tergerusnya sentimen konsumen.
Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Yuliana Benyamin (dari kiri) bersama dengan Vice President Asian Development Bank (ADB) Bambang Susantono dan Direktur PT Bisnis Indonesia Gagaskreasitama Chamdan Purwoko disela-sela kunjungannya ke Kantor Redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Jumat (6/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Yuliana Benyamin (dari kiri) bersama dengan Vice President Asian Development Bank (ADB) Bambang Susantono dan Direktur PT Bisnis Indonesia Gagaskreasitama Chamdan Purwoko disela-sela kunjungannya ke Kantor Redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Jumat (6/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) memproyeksikan perekonomian Indonesia hanya akan tumbuh sebesar 2,5% (yoy) tahun ini.

Menurut ADB, penyebabnya adalah arus dagang Indonesia dengan negara mitra banyak yang terkendala akibat Covid-19 dan konsumsi domestik juga cenderung turun seiring dengan tergerusnya sentimen konsumen.

Penerimaan ekspor baik barang maupun jasa akan kembali terkontraksi pada 2020, terutama disebabkan oleh tersendatnya ekspor petroleum, CPO, dan batu bara pada tahun ini. Larangan bepergian dan pembatalan penerbangan bakal menghantam sektor pariwisata.

Investasi juga diproyeksikan bakal tersendat tahun ini. Mengingat China adalah pemasok barang modal paling dominan, investasi dan kelanjutan proyek infrastruktur yang membutuhkan impor diproyeksikan bakal terhenti hingga paruh kedua 2020.

Konsumsi diperkirakan menurun seiring dengan tergerusnya kepercayaan konsumen, terutama di wilayah perkotaan.

Seiring dengan penyebaran Covid-19, wabah ini akan memberikan dampak terhadap pekerjaan dan pemasukan tenaga kerja.

Untuk menanggulangi permasalahan ini, pemerintah tercatat sudah meningkatkan belanja bantuan sosial (Bansos) dan mensubsidi PPh Pasal 21 dari pekerja di sektor manufaktur.

Ke depan, sektor masih diproyeksikan bertumbuh pada tahun ini seiring dengan derasnya aliran investasi pada sektor tersebut, terutama pada produksi CPO. 

Namun, sektor manufaktur dan konstruski diproyeksikan masih akan tertekan karena situasi perekonomian global yang kurang mendukung. Pertumbuhan pada sektor jasa juga tidak akan setinggi tahun sebelumnya seiring dengan tendensi konsumen yang menahan pengeluaran.

Sektor yang diproyeksikan bertumbuh hanya sektor teknologi informasi dan komunikasi seiring dengan bertubuhnya ekonomi digital, diterapkannya work form home (WFH), dan layanan edukasi online.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhamad Wildan
Editor : Rahayuningsih
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper