Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Kulon Progo, Coba Dongkrak Produksi Padi dengan Teknik Mulsa

Lahan yang ditanami padi tersebut menggunakan sisa mulsa yang digunakan dalam budi daya cabai pada musim sebelumnya
Petani menjemur gabah di Kampung Songkolo, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (9/3/2020). Harga gabah kering di tingkat petani di daerah tersebut mengalami penurunan, dari harga Rp4.800 per kilogram menjadi Rp4.200 per kilogram akibat musim hujan yang membuat butir padi tak berisi karena sebagian persawahan terendam air. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Petani menjemur gabah di Kampung Songkolo, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (9/3/2020). Harga gabah kering di tingkat petani di daerah tersebut mengalami penurunan, dari harga Rp4.800 per kilogram menjadi Rp4.200 per kilogram akibat musim hujan yang membuat butir padi tak berisi karena sebagian persawahan terendam air. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Bisnis.com, JAKARTA – Kelompok tani di Wates, Kulon Progo, melakukan uji coba budi daya padi dengan menggunakan sistem mulsa untuk mendongkrak produksi padi.

Ngadirin, Anggota Kelompok Tani Tunas Muda Bendungan, mengatakan teknik mulsa dilakukan dengan menutupi lahan sawah menggunakan plastik yang dilubangi untuk menanam padi.

"Teknik ini biasanya digunakan untuk tanaman hortikultura. Kemudian, kami uji coba untuk tanaman padi. Semoga hasilnya mampu meningkatkan produksi padi," katanya, seperti dilansir Antara, Rabu (1/4/2020).

Ngadirin menjelaskan, uji coba dilakukan di lahan seluas 4.500 meter persegi. Jarak tanam padi 40 x 40 cm dengan legowo 4.1 dengan legowo 50 centimeter. Lahan yang ditanami padi tersebut menggunakan sisa mulsa yang digunakan dalam budi daya cabai pada musim sebelumnya.

Menurutnya, keuntungan dari teknik budi daya padi dengan sistem mulsa adalah menghemat dalam penanaman yang biasanya dilakukan oleh delapan orang dapat dihemat menjadi empat orang, tanpa olah tanah.

"Sistem mulsa juga menghemat biaya, tidak tergantung pada traktor, hemat dalam penyiangan dan waktu pemupukan dan perawatan," katanya.

Dia menambahkan, dari pengamatan yang dilakukan, dalam setiap rumpun bisa menghasilkan 45-55 anakan. Hal ini sangat menguntungkan dalam rangka menggenjot produktivitas padi, karena rata-rata padi yang dihasilkan di lokasi tersebut maksimal 35 anakan per rumpun.

Teknik mulsa tersebut menggunakan sistem tanam dengan menanam satu batang per rumpun. Berbeda dengan teknik tanam padi yang biasa dilakukan oleh petani di wilayah Bendungan yang umumnya menanam 2-3 batang per tanam.

"Kami optimistis budi daya tanaman padi sistem mulsa dapat meningkatkan produksi padi," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha mengapresiasi inovasi budi daya tanaman padi sistem mulsa oleh Kelompok Tani Tunas Muda Bendungan. Ia berharap kelompok tani lain juga berlomba-lomba berinovasi untuk meningkatkan produksi padi, dan tanaman pangan lain.

"Kami sangat mengapresiasi inovasi Kelompok Tani Tunas Muda Bendungan. Inovasi ini sangat bagus untuk memotivasi kelompok tani yang lain. Kami siap memberikan pendampingan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper