Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KKP Dorong Produktivitas Budidaya Udang Vaname

Hanya saja, peningkatan produksi perikanan budidaya komoditas udang juga harus pertimbangkan daya dukung lingkungannya yang ada di sekitar kawasan tambak.
Ilustrasi - Aktivitas pembudidaya udang. ANTARA/HO-KKP
Ilustrasi - Aktivitas pembudidaya udang. ANTARA/HO-KKP

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong produktivitas budidaya seperti udang vaname di beberapa daerah di tengah merebaknya virus corona.

Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan target peningkatan ekspor udang sebesar 250 persen hingga 2024.

“Artinya kita perlu optimalisasi lahan tambak yang ada. Daerah-daerah di kawasan pantai Selatan Jawa punya potensi besar untuk kita kembangkan menjadi sentral produksi udang," katanya, Senin (30/3/2020).

Hanya saja, peningkatan produksi perikanan budidaya komoditas udang juga harus pertimbangkan daya dukung lingkungannya yang ada di sekitar kawasan tambak.

Slamet mengaku sudah menyiapkan peta jalan yang berisi strategi KKP dalam menggenjot produksi udang nasional untuk lima tahun ke depan.

Menurut Slamet, pihaknya bakal melakukan optimalisasi lahan tambak melalui pendekatan kawasan berbasis kawasan, di mana aspek keberlanjutannya bakal terjamin.

"Kami akan pastikan bahwa supply benih dan juga ketersediaan pakan ikan terjamin dengan harga yang terjangkau di masyarakat," kata Slamet.

Terpisah, Direktur Utama PT Kawan Kita Semua Dudi Hernawan mengatakan bahwa saat ini produksi udang cukup tinggi, dengan produktivitas rata-rata tambak yang dikelola mencapai 28 ton per hektare dengan size 20-25 ekor per kilogram

PT Kawan Kita Semua mengelola tambak seluas 5 hektare tambak budidaya udang vaname dengan menerapkan teknologi intensif di kawasan Cidaun, Kabupaten Cianjur.

Dudi mengaku, wabah virus corona turut memicu penurunan harga udang di pasar, namun sejauh ini aktivitas ekspor masih cukup stabil sehingga aktivitas ekspor masih mereka jalankan.

"Namun karena situasi global ini sulit diprediksi tentu langkah antisipatif perlu dilakukan," katanya.

Dudi juga mengeluhkan kondisi pasar yang kurang menentu dan mengharapkan pemerintah hadir untuk dapat menyelesaikan masalah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper