Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akibat Virus Corona, Sejumlah Proyek Hulu Migas Berpotensi Molor

Adapun, 12 proyek yang dijadwalkan onstream pada 2020 dengan estimasi produksi gas sebanyak 705 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) dan minyak 3.000 barel minyak per hari (bph).
Ilustrasi - Proyek hulu migas. Kondisi well head platfrom di lapangan Camar wilayah kerja Bawean yang dioperasikan Camar Resource Canada Inc. Istimewa/SKK Migas
Ilustrasi - Proyek hulu migas. Kondisi well head platfrom di lapangan Camar wilayah kerja Bawean yang dioperasikan Camar Resource Canada Inc. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan sejumlah proyek yang dijadwalkan beroperasi pada tahun ini berpotensi molor terimbas virus corona atau Covid-19.

Adapun, 12 proyek yang dijadwalkan onstream pada 2020 dengan estimasi produksi gas sebanyak 705 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) dan minyak 3.000 barel minyak per hari (bph).

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengungkapkan bahwa dengan penyebaran virus Covid-19 di dalam negeri, sejumlah proyek berpotensi untuk diundur penyelesaiannya ke 2021.

Dia menjelaskan, salah satu proyek yang berpotensi untuk mundur adalah proyek Tangguh Train 3. Penundaan tersebut dikarenakan keterbatasan jumlah pekerja yang bisa diturunkan ke lapangan.

Sejauh ini, Kilang Tangguh terdiri dari dua unit kilang dengan kapasitas masing-masing 3,8 juta ton per tahun. Dengan beroperasinya Train-3,  kapasitas Kilang Tangguh akan mencapai 11,4 juta ton per tahun.

“Tangguh kita slow down progress-nya karena keterbatasan jumlah pekerja yang bisa di lapangan. Tapi nanti kita coba re-over kalau keadaan sudah membaik. Target onstream tahun 2021,” katanya kepada Bisnis,akhir pekan lalu.

Di samping itu, lanjut Julius, selain proyek Tangguh Train 3, terdapat satu proyek yang berpotensi bakar molor dari target semula. Proyek tersebut adalah Proyek Lapangan Merakes yang dikerjakan oleh Eni Indonesia.

Julius menjelaskan, proyek tersebut harus ditangguhkan sementara karena pengerjaan proyek terhambat oleh keterbatasan jumlah pekerja dan adanya larangan transfer personel baik untuk proyek maupun untuk drilling.

Sebelumnya, proyek Lapangan Merakes ditargetkan onstream pada September 2020 dengan kapasitas fasilitas 400 MMscfd dan estimasi produksi 360 MMscfd.

“Sedang kami pelajari sampai sejauh mana potensi mundurnya. Semoga masih bisa tetap onstream tahun ini,” jelasnya.

Sementara itu, Moektianto Soeryowibowo, Head of Country BP Indonesia mengklaim operasional Tangguh LNG dan proyek pembangunan Tangguh Train 3 hingga saat ini terus berjalan.

Dia mengamini, adanya pembatasan jumlah pekerja di lapangan diutamakan untuk pekerja yang memiliki tugas yang sangat penting terhadap keselamatan dan keberlangsungan operasi.

“BP meminta seluruh karyawan dengan basis kantor, di semua negara tempat BP beroperasi, untuk bekerja dari rumah dan membatasi kunjungan ke pabrik atau kilang sejak tanggal 16 Maret 2020,” katanya.

Berdasarkan data SKK Migas, pada kuartal I/2020, ada empat proyek hulu migas yang beroperasi. Keempat proyek yakni Grati Pressure Lovering oleh Ophir Indonesia (Sampang) Pty. Ltd dengan estimasi produksi 30 mmscfd.

Selain itu, proyek Randu Gunting oleh PT PHE Randu Gunting dengan estimasi produksi 3 mmscfd, Sembakung Power Plant oleh Pertamina EP, dan Buntal-5 oleh Medco E&P Natuna Ltd dengan estimasi produksi 45 mmscfd.

Selanjutnya, pada kuartal II/2020 tercatat ada empat proyek yang direncakan beroperasi. Sebut saja proyek Bukit Tua Phase 3 oleh Petronas Carigali Ketapang II Ltd dengan estimasi produksi 31,5 mmscfd, Kompresor Betung oleh Pertamina EP dengan estimasi produksi sebesar 15 mmscfd.

Selain itu, Malacca Strait Phase-1 oleh EMP Malacca Strait dengan estimasi produksi 3.000 bph, Meliwis oleh Ophir Indonesia (Madura Offshore) Pty. Ltd dengan estimasi produksi 20 mmscf.

Memasuki kuartal III/2020, SKK Migas memproyeksikan tiga proyek akan berproduksi. Mulai dari proyek Cantik oleh PT Sele Raya Belida dengan estimasi produksi sebesar 2,5 mmscfd, Kompresor LP-MP SKG-19 oleh Pertamina EP dengan estimasi produksi 150 mmscfd serta Peciko 8A oleh Pertamina Hulu Mahakam dengan estimasi produksi 8 mmscfd.

Sebenarnya, Merakes oleh Eni East Sepinggan Ltd dengan estimasi produksi  400 mmscfd dijadwalkan berproduksi pada kuartal IV/2020.

Adapun cadangan gas di Lapangan Merakes diperkirakan sebesar 2 triliun kaki kubik (tcf). Adapaun potensi migas yang berhasil ditemukan itu, setelah ENI mengebor Sumur Merakes-1 pada 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper