Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lockdown Dimana-mana, Fitch Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Dunia Jadi 1,3 Persen

Pemangkasan tersebut tersebut, lanjutnya, membuat produk domestik bruto (PDB) global berkurang hingga US$850 miliar dibandingkan proyeksi sebelumnya.

Bisnis.com, JAKARTA - Fitch Ratings memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 1,3 persen seiring meluasnya penyebaran virus Corona (Covid-19) di berbagai negara di dunia.

Kepala Ekonom Fitch Ratings Brian Coulton mengatakan wabah pandemik Covid-19 telah menghancurkan pertumbuhan ekonomi di dunia.

"Tingkat pertumbuhan ekonomi dunia turun, bahkan menuju resesi global. Kami hampir mengurangi separuh perkiraan dasar pertumbuhan global pada 2020, menjadi hanya 1,3 persen dari 2,5 persen pada Desember 2019," katanya seperti dilansir dalam riset Fitch, Jumat (20/3/2020).

Pemangkasan tersebut tersebut, lanjutnya, membuat produk domestik bruto (PDB) global berkurang hingga US$850 miliar dibandingkan proyeksi sebelumnya.

Menurutnya, penurunan pertumbuhan bisa berlangsung lebih cepat apabila lebih banyak negara maju (G7) menerapkan penutupan wilayah secara total (lockdown) untuk mencegah penyebaran virus Corona.

Dia menuturkan kebijakan makro ekonomi yang dilakukan saat ini tidak hanya membatasi dampak negatif, tetapi untuk mengamankan pola pertumbuhan V-Shape pada semester II/2020. Lebih lanjut, Brian mengungkapkan guncangan terhadap ekonomi China sangat parah. PDB cenderung turun lebih dari 5 persen pada triwulan I/2020 (ytd) dan turun 1 persen (yoy).

"Anjloknya PDB di China hampir tidak pernah terjadi sebelumnya dan, dalam waktu dekat setidaknya, angka-angka ini terlihat lebih buruk dari skenario atau hipotesis ahli," jelasnya.

Meski demikian, dia mengatakan kabar baiknya jumlah warga China yang tertular Covid-19 sudah berkurang drastis. Hal itu seharusnya mendorong perbaikan ekonomi pada triwulan II/2020. Namun, dia menilai tetap ada gangguan rantai pasokan dan belum membaiknya permintaan China dalam beberapa waktu ke depan, terutama di negara-negara Asia dan Eropa.

Di tengah situasi ketidakpastian, penurunan PDB (ytd) sebanyak 3 persen dari 5 persen dalam skenario lockdown penuh sangat mungkin terjadi seiring menyebarnya virus Corona secara pandemik. Apalagi, pertumbuhan ekonomi China diprediksi anjlok ke level 3,7 persen (full year) dari 6,1 persen pada 2019. Brian memperkirakan PDB Italia akan turun 2 persen dan PDB Spanyol hampir 1 persen pada tahun ini.

"Proyeksi kami belum memasukkan skenario lockdown penuh di semua negara di Eropa dan Amerika Serikat. Namun, kami tetap memprediksi ekonomi di Eropa akan minus 0,4 persen tahun ini. Pertumbuhan ekonomi AS hanya 1 persen dari sebelumnya 2 persen," ucap Brian.

Presiden Joko Widodo menilai pandemi Covid-19 akan membuat pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat. Menurutnya potensi penurunan hingga 150 basis poin (bps) dibandingkan dengan tahun lalu, atau menjadi 1,5 persen.

“Atau mungkin lebih dari itu,” kata Jokowi dalam Pembukaan Ratas Kebijakan Moneter dan Fiskal Menghadapi Dampak Ekonomi Pandemi Global Covid-19 melalui video conference, Jumat (20/3/2020).

Hal itu pun akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Presiden memperkirakan, target PDB Indonesia sebesar 5 persen hingga 5,4 persen tidak akan tercapai.

Oleh karena itu, Presiden pun menekankan pentingnya mengendalikan penyebaran virus dan menjaga daya beli masyarakat. Seluruh kementerian dan pemerintah daerah harus realokasikan belanja APBN dan APBD yang tidak prioritas untuk hal tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper