Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia Pangkas Lagi Bunga Acuan 25 Bps Jadi 4,5 Persen

Pemangkasan ini merupakan penurunan kedua selama kuatal I/2020
Karyawan melintas didekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (30/12/2019). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan melintas didekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (30/12/2019). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI), pada 18-19 Maret 2020, memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,50 persen.

Sejalan dengan itu, BI juga menurunkan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 3,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen. Ini merupakan penurunan kedua dalam triwulan I/2020. Sebelumnya, BI memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada Februari lalu.

Di sisi lain, nilai tukar rupiah masih melanjutkan pelemahannya pada perdagangan Kamis (19/3/2020) seiring dengan masih tingginya kekhawatiran pasar terhadap prospek perlambatan ekonomi global yang dipicu sentimen penyebaran virus corona atau Covid-19.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (19/3/2020), rupiah terakhir bergerak pukul 8.04 WIB dan parkir di level Rp15.315 per dolar AS, melemah 0,61 persen atau 93 poin. 

Sementara itu, pada pukul 10.00 WIB, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdro) Bank Indonesia,  rupiah berada di level Rp15.712 per dolar AS, melemah 3,2 persen dibandingkan kurs pada perdagangan sebelumnya Rabu (18/3/2020) di level Rp15.223 per dolar AS. Dalam periode tahun berjalan, rupiah sudah terdepresiasi sebesar -8,7 persen.

Namun, pelemahan rupiah tidak sendiri dan terjadi bersamaan dengan dolar Australia, yang melemah 2,15 persen, won melemah 3,53 persen, dan yen terkoreksi 0,77 persen.

Aksi jual di pasar keuangan itu meningkatkan ekspektasi pasar agar pembuat kebijakan di seluruh dunia melakukan intervensi terkoordinasi di pasar valuta asing. Adapun, intervensi mata uang terakhir yang dilakukan oleh negara G7 adalah saat gempa Jepang pada 2011.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper