Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beras Bulog Kesulitan Dijual di Ritel Modern

Konsumen diperkirakan belum banyak yang mengetahui bahwa beras Bulog juga tersedia di ritel modern.
Buruh menata karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat. Bisnis/Rachman
Buruh menata karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat. Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengemukakan perlu waktu dan sosialisasi bagi konsumen sebelum beras Bulog dapat diserap secara maksimal melalui ritel modern.

Ketua Umum Aprindo Roy N. Mandey mengemukakan sejauh ini anggota asoasiasi telah mulai menyalurkan beras-beras tersebut meski dia belum bisa memastikan berapa volumenya.

"Penjualan beras Bulog di supermarket sampai hypermarket memang belum menyeluruh. Karena kembali lagi, ketika beras Bulog dijual ke konsumen lewat peritel, perlu waktu bagi konsumen untuk mengetahui bahwa beras Bulog juga dipasarkan di sini," kata Roy ketika ditemui di Jakarta, Kamis (12/3/2020).

Dia mengatakan sejauh ini banyak konsumen yang belum mengetahui bahwa beras Bulog juga tersedia di peritel modern,

Terlepas dari serapan yang belum maksimal, Roy mengaku mengapresiasi gebrakan Bulog yang menjual beras dengan kemasan minimalis untuk konsumsi sekali pakai atau kemasan renceng. Sebelum beras Bulog masuk ke ritel, Roy mengatakan pilihan konsumen terbatas pada produk dengan kemasan minimal 5 kilogram.

"Sejauh ini tanpa beras Bulog kami hanya menjual kemasan 5 kilogram. Jadi tidak ada pilihan bagi masyarakat. Dengan Bulog sekarang jadi ada pilihan beras renceng," katanya.

Kerja sama penyaluran beras antara Bulog dan Aprindo sendiri telah disepakati sejak November 2019 dan mulai diimplementasikan sejak Februari menurut pernyataan Roy.

Dalam kesepakatan tersebut, para anggota Aprindo menyepakati komitmen untuk memasarkan produk beras Bulog kualitas medium di toko ritel modern.

Ketika ditemui wartawan pada Rabu (11/3/2020), Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyatakan bahwa pihaknya bakal melakukan penyerapan dalam bentuk gabah di tingkat petani alih-alih beras.

Dia menyebutkan gabah ini bakal diolah secara mandiri oleh Bulog sehingga kualitasnya terjaga dan dapat bersaing di pasar.

"Kita akan serap sebanyak mungkin dan kita olah menjadi beras premium. Nantinya Bulog tidak lagi memproduksi beras medium," kata Budi.

Dia mengemukakan beras medium Bulog  kerap menjadi sumber masalah mandeknya penyaluran. Budi mengatakan kualitas beras yang dinilai kurang baik oleh publik menjadi kesempatan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk melemahkan daya saing beras Bulog.

Dia bahkan mengatakan terdapat pihak yang mengoplos beras medium bulog dengan beras lain dengan kualitas lebih rendah.

"Berkaca pada pengalaman yang sudah-sudah, Bulog hanya akan produksi beras premium," ujar Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper