Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekan Dampak Covid-19, Pengusaha Usul Relaksasi Pembayaran Kredit

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menilai korporasi dan UMKM memerlukan relaksasi pembayaran kredit guna menekan dampak Covid-19.
Rosan P Roeslani, Ketua Umum Kadin Indonesia/Nur Faizah al Bahriyatul Baqiroh
Rosan P Roeslani, Ketua Umum Kadin Indonesia/Nur Faizah al Bahriyatul Baqiroh

Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengusulkan kepada Otoritas Jasa Keuangan untuk merelaksasi pembayaran kredit perbankan guna menekan dampak Covid-19 terhadap korporasi dan juga pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Ketua Umum Kadin Rosan Perkasa Roeslani mengatakan sejumlah sektor telah terdampak dari penyebaran wabah Covid-19, seperti perhotelan, event organizer, restoran, dan maskapai.

"Tadi saya usulkan juga supaya pembayaran-pembayaran, ini terutama yang di perbankan ya dibayar bunganya saja dulu, mungkin pokoknya bisa diundur sampai Desember," katanya di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/3/2020).

Yuri mengatakan bahwa terkait UMKM dapat dibantu melalui akses pembiayaan yang cukup signifikan. Selain itu, kredit tersebut dapat dibayarkan setelah 6 bulan.

Adapun sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai Covid-19 memiliki kompleksitas risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan krisis global 2008.

Pasalnya, virus tersebut memiliki kemampuan menghentikan aktivitas manusia secara masif yang pada akhirnya dapat memukul sektor riil.
Sri Mulyani menjelaskan pada 2008 krisis global disebabkan oleh lembaga keuangan, utamanya perbankan dan pasar modal. Sentimen kedua sektor itu yang memengaruhi stabilitas.

Covid-19 memiliki profil yang berbeda, karena dapat menghentikan mobilitas masyarakat. "Masyarakat tiba-tiba menjadi setengah lumpuhlah. Seperti sekolah ditutup, pabrik ditutup, orang kerja dari rumah. Itu kan tiba-tiba kotanya, aktivitasnya menjadi paralyze [lumpuh]," katanya di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Sri Mulyani menjelaskan aktivitas masyarakat yang menurun akan menyebabkan produktivitas perusahaan ikut anjlok. Hal ini dapat berkembang menjadi pemutusan hubungan kerja sektor-sektor terdampak.

"Mulau airlines, hotel, dan sekarang industri manufaktur karena disrupsi dari barang-barang supply chain," katanya.

Selain itu, risiko gagal bayar pun akan membayangi industri perbankan. Kredit bermasalah yang menumpuk akan membuat bank tidak dapat melakukan ekspansi pembiyaan. 

Sejauh ini, pemerintah telah menggelontorkan Rp10,3 triliun guna menstimulus sektor riil untuk menghadapi dampak Covid-19 terhadap perekonomian. Anggaran itu digunakan untuk meningkatkan konsumsi masyarakat kurang sejahtera, menstimulus sektor properti, hingga menjaga roda bisnis sektor pariwisata tetap berputar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper