Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dukung Pertemuan G-20, PLTS 70 MW Bakal Dibangun di Labuan Bajo

Pembangki Listrik Tenaga Surya ini akan dibangun di dua lokasi di daerah Labuan Bajo yakni Tana Naga dan Tana Mori.
Petugas sedang melakukan pengecekan harian di PLTS Gili Trawangan dengan kapasitas 600 kWp/ Bisnis - David E. Issetiabudi
Petugas sedang melakukan pengecekan harian di PLTS Gili Trawangan dengan kapasitas 600 kWp/ Bisnis - David E. Issetiabudi

Bisnis.com, JAKARTA - Scatec Solar AS, bersama PT Arya Watala Capital dan PT Flores Prosperindo, berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 70 Megawatt (MW) di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

Kerja sama pembangunan PLTS terseut dilakukan dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Scatec Solar AS dengan PT Arya Watala Capital dan PT Flores Prosperindo di Kementerian ESDM.

PLTS yang dibangun ini rencananya untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata dan dalam rangka sebagai tuan rumah G20 meeting tahun 2023.

Managing Director PT Arya Watala Capital Mada Ayu Habsari menuturkan pembangunan PLTS ini akan dibangun di dua lokasi di daerah Labuan Bajo yakni Tana Naga dan Tana Mori. Sebagai tahapan awal, proyek akan dilaksanakan di daerah Tana Mori sebab lokasi tersebut akan menjadi lokasi pertemuan G-20.

"70 MW untuk tahap pertama di Tana Mori tetapi sebenernya total ada 210 MW," ujarnya saat ditemui di Kementerian ESDM, Senin (9/3/2020)

PT Arya Watala Capital, lanjutnya, berperan sebagai Independent Power Producer (IPP) developer dalam proyek PLTS. Peran Scatec ini juga sebagai IPP. Hal ini dikarenakan adanya ketentuan pemerintah untuk masuk ke Indonesia harus bekerja sama dengan local partner.

"PT Flores Prosperindo sebagai pemilik lokasi minta kita untuk melistriki wilayah tersebut. Kebetulan ini proyek untuk KEK, untuk pariwisata. Khusus KEK yang tergolong dalam 10 destinasi Bali baru.Teknologi PLTS ini dari Scatec," katanya.

Pembangunan PLTS tahap pertama ini akan dilakukan pada akhir tahun ini atau paling lambat awal tahun depan. Pihaknya menargetkan proyek ini dapat mulai beroperasi atau COD pada 2022 mendatang.

Adapun untuk biaya investasi proyek 70 MW ini diperkirakan mencapai US$70 juta dengan sumber pendanaan dari Scatec Solar AS dan PT Arya Watala Capital.

"Jadi US$1 juta untuk 10 MW. Karena kapasitas di atas 10MW, asing dimungkinkan untuk biayai hingga 95 persen. Jadi Scatec 95 persen dan sisanya dari Watala Capital," tutur Mada.

Kendati demikian, pihaknya akan terus melakukan kordinasi dengan PLN terlebih kehadiran PLTS akan lebih berfokus pada penyaluran listrik di siang hari, sementara listrik dari PLN akan mengaliri malam hari.

Adapun diharapkan PLTS ini dapat tersambung dengan PLN pada 202 mendatang. Tentu dengan menggunakan PLTS ini akan lebih efisien sebesar 20 persen hingga 30 persen dari penggunaan diesel.

"Untuk Power Purchase Agreement (PPA) nanti itu yang masih kita bicarakan. Karena sebenarnya ada dua kepentingan, kami join sama PLN, atau memang, dari mereka daerah belinya terus mereka beli ke PLN untuk sisa harinya jadi masih ada dua skema. Masih dibicarakan masalah itu," terang Mada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper