Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Migas PHE Bertumbuh, Laba Ikut Terkerek

Hal ini turut mengerek pertumbuhan laba bersih sebesar US$590 juta pada tahun lalu atau meningkat dibandingkan dengan 2018 sebesar US$477 juta.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Meidawati mengikuti Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2020)./ ANTARA - Puspa Perwitasari
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Meidawati mengikuti Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2020)./ ANTARA - Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mencatatkan pertumbuhan produksi minyak dan gas (migas) sepanjang 2019.

Hal ini turut mengerek pertumbuhan laba bersih sebesar US$590 juta pada tahun lalu atau meningkat dibandingkan dengan 2018 sebesar US$477 juta.

Direktur Utama PHE Meidawati mengatakan rata-rata produksi minyak sebesar 78.002 barel per hari (bph) atau meningkat dibandingkan dengan realisasi rata-rata 2018 sebesar 68.996 bph.

"Produksi gas juga naik, tahun lalu realisasinya 803 juta kaki kubik per hari [mmscfd], meningkat dari tahun 2018 yang realisasinya sebesar 794 mmscfd," katanya, Kamis (5/3/2020).

Menurutnya, pertumbuhan laba PHE ditopang sepenuhnya oleh kinerja operasional, bukan karena harga minyak dunia. Adapun rata-rata ICP 2019 sebesar US$62 per barel.

Jika melihat ICP tahunan, harga rata-rata 2019 lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan nilai US$68 per barel.

Peningkatan produksi PHE ditopang oleh kinerja Blok ONWJ, Blok Jambi Merang, dan JOB Pertamina Medco Tomori Sulawesi. Selain itu, PHE menggenjot planned shutdown di Blok ONWJ, West Madura Offshore (WMO), dan Offshore Southeast Sumatera (OSES).

Selain produksi, penjualan gas bumi PHE juga mengalami peningkatan. Sayangnya dia tidak merinci pertumbuhan tersebut. Meidawati menambahkan pihaknya juga berusaha menekan penurunan produksi secara alamiah atau decline menjadi 20 persen dari yang sebelumnya 35 persen.

"Jadi kalau realisasi harga minyak 2019  US$68 per barel laba bersih PHE akan lebih naik lagi," katanya.

Untuk program tahun ini, Meidawati mengatakan wilayah kerja yang jadi andalan tahun lalu tetap diharapkan memberikan kontribusi maksimal. Apalagi perusahaan juga sudah memiliki rencana kegiatan tahun ini bisa lebih masif dibandingkan tahun lalu.

Untuk tahun ini, PHE akan melakukan pengeboran di Blok Offshore Southeast Sumatra (OSES). Hal ini tidak dilakukan PHE pada tahun lalu.

Meidawati juga mengatakan pihaknya akan melakukan pengeboran di Blok Nukukan. "Kami sudah dapat rig, setelah tujuh kali tender. SKK Migas sudah membantu dengan baik," katanya.

Terkait upaya pencarian cadangan migas baru, PHE juga ikut serta dalam pengelolaan Wilayah Kerja Southeast Jambi melalui akuisisi 27 persen hak partisipasi Repsol Exploration South East Jambi B.V.

Pada saat ini, Repsol Exploration South East Jambi B.V. bertindak sebagai operator Wilayah Southeast Jambi dan melalui kerja sama dengan pihak Repsol Exploration South East Jambi B.V. menandai keyakikan Pertamina untuk mengembangkan wilayah kerja tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper