Bisnis.com, JAKARTA - Program tol laut Presiden Joko Widodo tidak berhasil mendongkrak kontribusi moda transprotasi laut terhadap PDB. Bahkan per September 2019 kontribusinya cenderung menciut, sedangkan darat dan udara mengalami peningkatan
Hal tersebut menjadi perhatian Jokowi dalam rapat terbatas tentang Akselerasi Program Tol Laut di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (5/3/2020). "Inilah yang harus dilihat lagi," katanya membuka rapat.
Jokowi menjabarkan bahwa pada September 2019 transportasi darat berkontribusi 2,47 persen terhadap PDB. Angka ini naik dibandingkan posisi 2014, yakni 2,14 persen.
Pada periode yang sama transportasi udara mengalami peningkatan dari 1,03 persen menjadi 1,62 persen terhadap PDB. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan transportasi laut yang justru turun dari 0,34 persen menjadi 0,32 persen.
Menurut Jokowi hal itu juga menunjukan rendahnya kontribusi tol laut terhadap ekonomi daerah. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun meminta pemerintah daerah dan BUMD terlibat dalam pengembangan dan pemanfaatan tol laut. Dengan demikian program ini memiliki dampak positif terhadap ekonomi lokal.
Dalam kesempatan itu Jokowi juga mengkritisi biaya logistik antar daerah yang masih cenderung mahal. Menurutnya dengan demikian fungsi tol laut tidak terlaksana.
Baca Juga
Presiden mencatat biaya logistik dari Jakarta ke sejumlah daerah seperti Padang, Medan, Banjarmasin, dan Makassar jauh lebih mahal dibandingkan dengan pengiriman dari Jakarta ke Singapura, Bangkok, Hong Kong, dan Shanghai.
Adapun, tol laut adalah satu program andalan Jokowi pada periode pertama memimpin Indonesia. Hingga memasuki Januari 2020, sebanyak 26 trayek tol laut telah beroperasi dengan anggaran Rp439 miliar.
Jumlah tersebut naik dibandingkan dengan 2018. Kala itu tol laut memiliki sekitar 15 rute, lalu naik menjadi 19 trayek pada 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel