Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres: Pemerintah Upayakan Impor Bahan Baku Obat dari Luar China

Pemerintah sedang mengupayakan impor bahan baku farmasi dari negara selain China akibat perlambatan impor.
Wapres Ma'ruf Amin/Akun Facebook KH. Ma'ruf Amin
Wapres Ma'ruf Amin/Akun Facebook KH. Ma'ruf Amin

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan pemerintah sedang mengupayakan impor bahan baku farmasi dari negara selain China akibat perlambatan impor.

Wapres mengatakan merebaknya virus Corona menjadi pendorong bagi manufaktur farmasi dalam negeri agar mandiri dalam menyediakan bahan baku obat.

“Kita mengembangkan produk dalam negeri sendiri untuk menyediakan bahan baku obat-obatan. Nah, ini juga ada hikmahnya sehingga kita menjadi harus bersiap untuk menyiapkan bahan baku obat-obatan atau vitamin,” ujar Ma'ruf kepada wartawan, Rabu (4/3/2020).

Mengantisipasi kekurangan pasokan obat bagi masyarakat, pemerintah telah menyiapkan persediaan kebutuhan pokok, obat-obatan, dan keperluan lainnya. "Sehingga masyarakat tidak perlu panik. Kemudian memborong ini, memborong itu. Saya kira itu tidak perlu karena pemerintah sudah mengantisipasi kemungkinan terjadinya [kelangkaan] kebutuhan dalam jangka panjang," tutur Ma'ruf.

Seperti dikutip Bisnis.com, Selasa (3/3), Direktur Eksekutif GP Farmasi Dorojatun Sanusi melaporkan tidak ada peningkatan signifikan penjualan pada produk suplemen kesehatan baik secara harga maupun jumlah pemakaian.

Meskipun demikian, dia menambahkan, ada kenaikan harga obat di pasaran sekitar 10 persen seiring dengan terlambatnya pasokan bahan baku obat (BBO) dari China sejak dua pekan lalu.

Dorojatun bahkan memperkirakan stok sebagian jenis BBO akan kosong pada kuartal II/2020, karena pabrikan di China juga belum pulih dari tekanan akibat merebaknya wabah virus Corona.

Seperti diketahui, ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan baku obat masih 95 persen. China dan India menjadi pemasok utama bagi pabrikan farmasi dalam negeri.

Di saat yang sama, merebaknya virus Corona di China telah memukul manufaktur, tak terkecuali pabrik obat di Negeri Panda. Hal ini lantaran produsen bahan baku obat di China mengurangi produksinya dan adanya larangan keluar rumah.

Pada pertengahan Februari 2020, Bloomberg melaporkan, India yang juga bergantung terhadap bahan baku dari China telah mengalami pelonjakan harga parasetamol hingga 40 persen.

Sedangkan biaya azitromisin, antibiotik yang digunakan untuk mengobati berbagai infeksi bakteri, telah meningkat sebesar 70 persen. Bahkan, industri farmasi India terancam kekurangan formulasi obat mulai April jika pasokan dari China tidak segera pulih pada awal pekan Maret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper