Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Virus Corona di Sektor Konstruksi Tak Signifikan

Inkindo memastikan bahwa dampak virus corona terhadap sektor konstruksi di Indonesia tak signifikan dan pengerjaan proyek-proyek masih berjalan lancar.
Aktivitas pekerja pada proyek pembangunan konstruksi gedung di kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/2/2020). Bisnis/Rachman
Aktivitas pekerja pada proyek pembangunan konstruksi gedung di kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/2/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Ikatan Nasional Konsultan Indonesia mengungkapkan bahwa sejauh ini belum ada dampak signifikan bagi proyek-proyek konstruksi yang melibatkan konsultan dari China akibat virus Corona (Covid-19).

Ketua Dewan Pengurus Nasional Ikatan nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) Peter Frans mengatakan sejauh ini proyek-proyek yang konsultannya berasal dari China tidak terlalu banyak. Adapun, dari laporan yang diterima Inkindo sampai dengan saat ini, Peter menyatakan belum ada dampak yang signifikan.

"Saya tidak tahu di bidang kontraktor. Contoh untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, itu banyak konsultannya besar dan asing, sampai sekarang belum ada laporan, jadi belum bisa banyak berkomentar," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (27/2/2020).

Peter menambahkan, saat ini pihaknya juga menjadi konsultan dari proyek ITDC yang dananya berasal dari China. Namun, sejauh ini tidak ada masalah terkait kelanjutan proyek tersebut.

"Kebetulan saya konsultannya, memang dana dari China, tetapi yang menang konsultannya bukan dari China kan, kalau kontraktornya belum. Jadi belum ada dampaknya, masih normal," katanya.

Menurutnya, pemerintah Indonesia juga dinilai telah cukup baik dalam mengantisipasi dampak dari virus Corona bagi sektor-sektor yang memang terdampak. Misalnya saja dengan menyetop penerbangan hingga impor hewan hidup dari China.

Terkait larangan terbang, Peter mengatakan memang ada kemungkinan dampak bagi rantai pasok terkait material dari China.

"Mungkin ada dampaknya pada rantai pasok, karena banyak barang dari China yang diimpor dari China, itu mungkin agak terhambat, saya tidak tahu prosesnya lancar atau tidak," katanya.

Lebih jauh ke depan, imbuhnya, jika kondisi ini berlangsung cukup lama, kemungkinan akan ada dampak yang lebih besar jika dibandingkan kondisi saat ini. Namun, pihaknya berharap agar virus corona bisa segera reda dan roda perekonomian bisa bergerak lebih optimal.

Terkait pembatasan tenaga kerja dari China terkait virus corona, Peter mengatakan bahwa pada dasarnya kontrak tidak bisa dipindahtangankan begitu saja. Menurutnya, ada mekanisme dan membutuhkan regulasi.

"Kalau kontraktornya dari China, pasti ada solusi, untuk pakai kontraktor lokal, tetapi kan ada aturan yang sangat ketat, saya pikir itu terjadi di proyek tambang di Morowali, kalau di konsultan tidak," ujarnya.

Dia meyakini bahwa sektor konstruksi tidak akan terlalu terdampak dari virus corona, apalagi pemerintahan Presiden Joko Widodo menaruh perhatian khusus pada sektor infrastruktur.

"Kalau konstruksi tidak terlalu terpengaruh, infrastruktur yang diprioritaskan Jokowi, jalan tol dan bendungan hampir semua BUMN dan perusahaan besar, jadi sangat sedikit kecuali yang dibiayai oleh loan China, seperti kereta cepat, kecuali pekerjaan konstruksi di tambang," jelasnya.

Sementara itu, data dari website resmi inkindo.org, organisasi tersebut memiliki 6.252 anggota perusahaan Jasa Konsultan Nasional dan 120 perusahaan Afiliasi atau Asing yang tersebar di 34 Provinsi, termasuk diantaranya konsultan asal China.

Seperti diberitakan Bisnis sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. mengungkapkan bahwa virus corona tidak berdampak signifikan pada perkembangan konstruksi kereta cepat Jakarta-Bandung.

Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana mengatakan pihaknya telah melakukan antisipasi terkait kemungkinan dampak dari virus Corona pada proyek infrastruktur tersebut. Salah satunya, kebijakan untuk keluar masuk pekerja dari dan ke China.

Adapun, terkait pasokan material sejauh ini tidak ada kendala. Dia mengatakan bahwa kebijakan pemerintah menetapkan larangan impor yaitu hewan hidup saja. Meskipun demikian, untuk material konstruksi seperti besi dan beton juga sudah tersedia di dalam negeri.

"[Untuk] yang banyak beli konten itu, rangkaian keretanya, yang lain-lain itu barang kita semua, yang kita ambil dari mereka itu rangkaian kereta, jadi itu nanti masih lama," katanya, awal Februari 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Agne Yasa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper