Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Virus Corona: Maskapai Cathay Dihantam Krisis

Maskapai Cathay kini sedang menghadapi krisis dan meminta kepada 33.000 pekerjanya untuk mengambil cuti tiga minggu antara 1 Maret dan 30 Juni.
Ilustrasi - Pesawat Cathay Dragon/Bisnis-philippineflightnetrwork.com
Ilustrasi - Pesawat Cathay Dragon/Bisnis-philippineflightnetrwork.com

Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai yang berbasis di Hong Kong, Cathay Pacific Airways Ltd. mengalami tantangan kinerja dari virus corona (Covid-19) setelah sebelumnya juga dibebani oleh berlarut-larutnya aksi protes di Hong Kong.

Puluhan Ribu staf Cathay Pacific Airways Ltd. mengambil cuti di luar tanggungan yang memperjelas masalah maskapai tersebut terkait dengan penyebaran virus corona.

Chief Executive Officer Augustus Tang menyampaikan perusahaan mengalami tantangan yang cukup akut pada tahun ini dan berterima kasih kepada karyawan atas dukungan mereka. Maskapai yang berbasis di Hong Kong bulan ini meminta 33.000 pekerjanya untuk mengambil cuti tiga minggu antara 1 Maret dan 30 Juni.

Seperti yang dilansir dari Bloomberg pada Rabu (26/2/2020), sebagian besar staf kantor telah menerima tawaran itu, tetapi tingkat penawaran tersebut dinilai lebih rendah untuk pilot dan awak kabin. Selama ini, Pilot menjadi karyawan termahal untuk Cathay.

Cathay telah memangkas kapasitas karena penyebaran virus membebani permintaan perjalanan. Wabah ini merupakan tantangan lebih lanjut setelah protes di Hong Kong yang membebani kinerja perusahaan pada paruh kedua 2019.

Manajemen Cathay juga telah memperingatkan pekan lalu bahwa hasil dalam enam bulan pertama tahun ini akan "turun secara signifikan" dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Alhasil, atas tindakan ini, Saham Cathay turun 0,8% selama empat hari berturut-turut pada perdagangan Rabu di Hong Kong. Secara tahunan, saham Cathay turun sebesar 12%.

Hanya sedikit berubah sejak kekhawatiran tentang virus meledak pada akhir Januari dan maskapai mulai menghentikan penerbangan. Cathay Dragon dan Hong Kong Express adalah unit dari Cathay.

Berdasarkan Data Asosiasi Transportasi Udara Maskapai Internasional, penerbangan Asia mungkin kehilangan pendapatan senilai US$27,8 miliar untuk tahun ini karena virus Corona. Hal itu termasuk termasuk kerugian senilai US$12,8 miliar untuk maskapai penerbangan China.

Menurut asosiasi tersebut, puluhan ribu penerbangan yang biasanya membawa jutaan penumpang masuk dan keluar dari China telah dibatalkan.

Secara khusus, Cathay juga terekspos karena hampir setengah pendapatannya berasal dari basisnya di Hong Kong dan daratan China daratan. Maskapai ini berencana memangkas 90% kapasitasnya ke China dalam 2 bulan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper