Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hati-hati, Harga Bahan Pokok Berpotensi Meroket

Curah hujan tinggi berpotensi terjadi setidaknya sampai 2 Maret mendatang, sehingga berpotensi mengganggu pasokan barang kebutuhan pokok penting di DKI Jakarta.
Pedagang menata sayuran yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020)./ ANTARA - Sigid Kurniawan
Pedagang menata sayuran yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020)./ ANTARA - Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — Harga beberapa bahan pokok berpotensi terus terkerek, lantaran dipicu gangguan logistik dan stok yang berkurang menyusul proyeksi curah hujan ekstrem yang melanda kawasan DKI Jakarta.

Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan tinggi berpotensi terjadi setidaknya sampai 2 Maret mendatang. Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, pola tekanan rendah di wilayah belahan bumi selatan (BBS) masih cukup aktif berpengaruh pada pembentukan potensi cuaca ekstrem di wilayah Indonesia.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengemukakan harga harga cabai merah besar menyentuh level Rp90.000 per kilogram (kg) sebagai imbas dari stok yang berkurang dan banjir yang melanda Ibu Kota pada Selasa (25/2/2020) kemarin. Harga gula putih pun terpantau berada di angka Rp14.500 per kg.

"Kalau cabai dan gula stok memang dalam kondisi kurang baik," ujar Abdullah kepada Bisnis, Rabu (26/2/2020).

Dia menjelaskan bahwa sejumlah pasar di kawasan Jabodetabek kembali terimbas banjir sebagaimana terjadi pada Januari 2020 lalu. Pada bencana banjir tersebut, dia mencatat total kerugian mencapai Rp350 miliar dengan 74 pasar yang terdampak secara langsung maupun tidak.

"Untuk banjir kemarin saya belum bisa memastikan kerugian maupun penurunannya. Namun akses ke sejumlah pasar jelas terganggu dan ada pula yang terendam," ujarnya.

Menghadapi potensi cuaca ekstrem yang melanda sebagian wilayah Indonesia termasuk DKI Jakarta sampai awal Maret mendatang, Abdullah pun mengharapkan pemerintah dapat memprioritaskan akses ke pasar-pasar demi menjamin perekonomian tidak terganggu.

"Dari banjir ini pedagang dan konsumen mengalami kerugian yang cukup besar. Ada pasar yang terendam dan akses konsumen ke pasar yang terganggu," kata Abdullah.

Sementara itu, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta yang memiliki tugas stabilisasi harga pangan, Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan berbagai antisipasi dalam menghadapi potensi lonjakan harga akibat logistik yang terganggu.

Dia menyatakan Pasar Induk Cipinang memang sempat terendam banjir pada Selasa kemarin. Kendati demikian, dia menyatakan air segera surut dalam waktu enam jam dan pasokan beras masuk pun terpantau lancar.

Dia pun meyakini stok yang saat ini dikelola oleh Food Station bisa menjamin stabilitas harga sampai 24 hari ke depan. Gangguan logistik kala banjir sendiri disebutnya hanya berlangsung selama satu sampai dua hari dan tidak sampai mengakibatkan kelangkaan.

"Stok beras saat ini 34.000 ton dan dalam kondisi aman. Bawang putih masih ada 800 ton dan kami telah mengajukan rekomendasi impor sebesar 22.000 ton," ujar Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper