Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Damen Bidik Pesanan Kapal Militer

Kebutuhan kapal militer yang tinggi seiring dengan naiknya anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang dialokasikan untuk Kementerian Pertahanan menjadi alasan bagi perseroan membidik bisnis kapal militer.
Potret bengkel kapal Damen Shipyard Group di Belanda, Uni Emirat Arab, Prancis dan Swedia. (Situs Resmi Damen)
Potret bengkel kapal Damen Shipyard Group di Belanda, Uni Emirat Arab, Prancis dan Swedia. (Situs Resmi Damen)

Bisnis.com, JAKARTA--PT Damen Schelde Indonesia membidik pesanan kapal militer pada 2020 untuk mengerek pendapatan. 

Presiden Direktur PT Damen Schelde Indonesia, Gysbert Boersma mengatakan segmen kapal angkatan laut masih menjanjikan di Tanah Air. Beberapa pertimbangannya yakni kebutuhan kapal militer yang masih tinggi seiring dengan naiknya anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang dialokasikan untuk Kementerian Pertahanan. 

Tercatat, dari data APBN 2020, belanja Kementerian Pertahanan menyentuh Rp131,2 triliun atau naik Rp21,6 triliun dibandingkan dengan APBN 2019. Anggaran tersebut pun menjadi yang paling tinggi bila dibandingkan dengan kementerian lain seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang menyentuh Rp120,2 triliun.

Sementara itu, proyek pembuatan kapal perang bernilai sekira US$300 juta hingga US$400 juta yang tergantung pada fitur dan teknologi yang digunakan. 

Di sisi lain, dia menyebut perusahaan telah memiliki rekam jejak pembuatan kapal yang melibatkan mitra lokal, produk dengan sistem pengoperasian efisien serta penyelesaian yang tepat waktu dan sesuai bujet. Dia berharap pada 2020 pemesanan kapal jenis PKR 3 dan 4 serta Omega Destroyer bisa berlanjut tahun ini. Sejak 2003, pihaknya telah menggarap proyek pembuatan kapal seperti Diponegoro, PKR 1 dan 2. 

“Pada segmen kapal militer angkatan laut, Damen berharap untuk melanjutkan pengerjaan seri PKR pada 2020. Selain itu, kapal militer angkatan laut yang lebih besar seperti Omega Destroyer yang akan dibuat melalui kerja sama dengan industri lokal,” katanya kepada Bisnis belum lama ini. 

Dia menyebutkan kerja sama dengan mitra lokal bakal diperluas sehingga perusahaan mampu menggarap lebih banyak pemesanan baru. Beberapa perusahaan yang saat ini bekerja sama yakni PT PAL, PT Len Industri dan PT Damar Samudra Nusantara untuk memproduksi kapal PKR. 

Sementara itu, dia menyebut kerja sama dengan pemain industri lokal lainnya masih dijajaki seperti dengan beberapa perusahaan seperti PT Krakatau Steel Tbk. untuk menyuplai baja dan PT Pindad untuk melakukan transfer teknologi. 

“Pada pembuatan kapal perang Damen akan melibatkan industri Indonesia seperti Krakatau Steel untuk menyuplai baja dan PT Pindad untuk menerima transfer teknologi,” katanya. 

Dari kerja sama tersebut, Gysbert menyebut pesanan kapal yang diselesaikan tak hanya dari dalam negeri melainkan pasar internasional. Model itu telah berlaku di pabrik di Vietnam yang telah memproduksi dan mengirim 300 kapal. 

Menurutnya, potensi pada 2020 juga berasal dari pasar segmen lain seperti pelabuhan dan terminal yang mungkin berasal dari PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) dan industri pertambangan. Dia menilai pasar di Tanah Air masih bakal tumbuh karena faktor ekonomi dan geografisnya. 

Sebagai gambaran, pada 2019 perusahaan menghasilkan pendapatan sebesar 2 miliar euro dengan 28% di antaranya berasal dari Asia-Pasifik. Adapun, Indonesia menyumbang sekira 25% dari pendapatan yang dikumpulkan area Asia-Pasifik. 

Saat ini, dia berujar segmen komersial dan militer cukup imbang. Kendati demikian, dia menilai tantangan pertumbuhan pasar berikutnya sangat mengandalkan regulasi yang harus sejajar dengan negara di kawasan Asia Tenggara. 

“Terkait dengan kapal-kapal yang telah terkirim, kami memiliki komposisi yang imbang antara pasar komersial dan militer. Tantangan utama untuk tumbuh yakni regulasi yang sama dengan negara di kawasan Asia Tenggara,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper