Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga BI Turun, Langkah Perbankan Masih Dinanti

Jika sikap perbankan mengikuti langkah BI, dapat menjadi stimulan di masyarakat untuk menggerakkan uangnya. Oleh karena itu, sikap perbankan sangat dinanti.
Nasabah melakukan transaksi perbankan melalui anjungan tunai mandiri Bank Permata di Jakarta, Rabu (12/2/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Nasabah melakukan transaksi perbankan melalui anjungan tunai mandiri Bank Permata di Jakarta, Rabu (12/2/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) kembali melakukan penurunan suku bunga sebanyak 25 basis poin menjadi 4,75 persen. Langkah ini dinilai pengembang properti sebagai sinyal perbaikan pasar. Harapannya, perbankan segera bisa mengikuti.

Hal itu disampaikan Commercial and Business Development Director AKR Land, Alvin Andronicus. Dia mengatakan bahwa penurunan suku bunga acuan dinilai sebagai upaya agar dapat menggerakkan ekonomi nasional di tengah banyaknya guncangan perekonomian global.

“Suku bunga rendah artinya kalau disimpan saja di bank keuntungannya tidak optimal. Harapannya dengan begini orang lebih belanja. Transaksi dan uang beredar lebih banyak,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (20/2/2020).

Penurunan suku bunga kali ini, kata Alvin, kemungkinan juga sebagai langkah untuk mencegah perlambatan lebih lanjut dari guncangan perekonomian global. “Karena untuk Indonesia bertumbuh sebenarnya faktor utamanya adalah faktor konsumtif. Dengan ini daya beli bisa naik,” imbuhnya.

Namun, lanjut Alvin, langkah BI ini harusnya didukung penuh juga oleh perbankan dengan ikut menurunkan suku bunga. Masalahnya, setelah melakukan penurunan suku bunga acuan dari sepanjang 2019 lalu hingga kini, belum ada sinyal dari perbankan untuk melakukan hal serupa.

Ditambah lagi, jarak antara bunga borrowing dan lending masih jauh, di kisaran 6 persen. Menurutnya, keputusan perbankan tersebut tidak memberikan stimulan yang baik untuk pelaku pasar.

Nah ini perbankan harus segera melihat bahwa pemerintah sudah begitu seriusnya berupaya meningkatkan daya beli, jangan sampai perbankan masih bertahan di suku bunga tinggi. Percuma saja nanti kerja pemerintah,” katanya.

Kunciannya tinggal perbankan, kata Alvin. Terlebih melihat pasar properti yang terus melemah dalam beberapa tahun terakhir.

“Jangan sampai dengan kondisi ekonomi global yang kurang baik, kondisi nasional juga ikut terpuruk cuma karena perbankan enggak mau ikut jalan yang diambil pemerintah,” tutupnya.

Dihubungi terpisah Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland, Archied Noto Pradono, menuturkan hal serupa. “Dengan begitu, bunga pinjaman turun, bunga KPR juga bisa turun, dan dana deposito juga turun. Sehingga orang mulai bisa konsumsi dan investasi daripada duit di bank,” katanya.

Archied menegaskan bahwa kuncian utama pergerakan pasar properti ke depan setelah suku bunga BI turun adalah bagaimana perbankan berinisiatif untuk ikut menurunkan suku bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Andya Dhyaksa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper