Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Migas Dipatok US$117 Miliar Hingga 2024. Realistis?

Kementerian ESDM proyeksi investasi hingga 2024, tersebar secara bertahap. Misalnya saja untuk tahun ini, investasi migas diperkirakan sebesar US$15 miliar, kemudian pada tahun depan ditargetkan US$20 miliar. Selanjutnya, berturut-turut 2022 - 2024 senilai US$25 miliar, US$29 miliar dan US$28 miliar.
Ilustrasi pengeboran minyak/Reuters-Ernest Scheyder
Ilustrasi pengeboran minyak/Reuters-Ernest Scheyder

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral menargetkan investasi pada subsektor minyak dan gas tembus US$117 miliar hingga 5 tahun ke depan.

Dalam keterangan resmi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi, menyebutkan perkirakan investasi sebesar US$117 miliar masuk dari hulu dan hilir migas.

Adapun, Kementerian ESDM proyeksi investasi hingga 2024, tersebar secara bertahap. Misalnya saja untuk tahun ini, investasi migas diperkirakan sebesar US$15 miliar, kemudian pada tahun depan ditargetkan US$20 miliar. Selanjutnya, berturut-turut 2022 - 2024 senilai US$25 miliar, US$29 miliar dan US$28 miliar.

Penetapan target tersebut dengan pertimbangan realisasi investasi tahun lalu senilai US$12,5 miliar. Memang, tren perbaikan investasi migas memang terjadi dalam tiga tahun terakhir, meski kinerjanya belum mengalahkan 2015 sebesar US$17,9 miliar.

"Kami yakin target investasi tersebut cukup realistis mengingat akan berjalan beberapa proyek strategis migas serta masih adanya 128 cekungan berisi minyak dan gas yang akan beroperasi. Bahkan beberapa wilayah kerja migas yang sudah dieksploitasi lama masih punya potensi," katanya, dalam keterangan resmi, Rabu (19/2/2020).

Sementara itu, di sektor hilir, peluang meningkatnya invetasi didorong oleh semakin meluasnya sejumlah program pembangunan infrastruktur, seperti program bahan bakar minyak (BBM) di 500 titik, 3,5 juta sambungan jaringan gas kota, pembagian konverter kit BBM ke BBG untuk nelayan dan petani hingga pembangunan pipa transmisi gas.

"Kementerian ESDM akan terbuka kepada siapa saja yang serius menamkan modalnya untuk membangun sektor ESDM lebih baik," pungkasnya.

Sementara itu, pengamat hulu migas Tumbur Parlindungan mengatakan proyeksi investasi hingga 2024 tidak bisa dilepaskan dengan realisasi Proyek LNG Abadi.

"Masih dominan hulu [investasinya], karena biayanya lebih dominan di hulu," katanya.

Selain Proyek Abadi, ada juga pengembangan Indonesia Deep Water Development serta Marakes. Tumbur menambahkan estimasi US$20 miliar per tahun cukup besar dari capaian investasi beberapa tahun terakhir.

Akan tetapi, karena melibatkan investasi Proyek Abadi, hal itu dianggap wajar.

Sayangnya, proyeksi investasi migas tersebut masih menunggu kepastian FEED Proyek Abadi diselesaikan.

"Masela itu 20 tahun dari investasi awal, sampai development jadi sekitar US$15- US$20 miliar," katanya.

Dari sisi hilir, Pertamina merencanakan investasi enam megaproyek kilang. Dalam kurun waktu 2021 - 2023 Pertamina menyiapkan investasi sekitar US$6,1 miliar untuk proyek RDPM Balongan fase 1 dan RDMP Balikpapan fase 1.

Selain itu, dalam kurun 2024 - 2025, Pertamina menyiapkan investasi senilai US$18,6 miliar. Investasi besar itu didistribusikan untuk proyek Kilang Plaju, RDMP Balikpapan fase 2, RDMP Balongan fase 2 dan GRR Bontang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper