Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

API dan APSYFI Sambangi Redaksi Bisnis Indonesia

Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSYFI) yang mewakili sektor hulu dan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mewakili sektor hilir.
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja (kiri) dan Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Ravi Shankar (kanan), melakukan audiensi dengan Redaksi Bisnis Indonesia, Rabu (19/2/2020). / Bisnis - Himawan L. Nugraha
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja (kiri) dan Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Ravi Shankar (kanan), melakukan audiensi dengan Redaksi Bisnis Indonesia, Rabu (19/2/2020). / Bisnis - Himawan L. Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Dua asosiasi pelaku industri tekstil yakni Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSYFI) yang mewakili sektor hulu dan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mewakili sektor hilir melakukan kunjungan ke Redaksi Bisnis Indonesia, Rabu (19/2/2020).

Pertemuan disambut langsung oleh Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Benyamin. Maria mengatakan Bisnis Indonesia terus mengulas perkembangan industri tekstil, dari hulu hingga hilir.

Dalam sesi diskusi, Chairman Asosiasi Produsen Serat dan Benang Fialmen Indonesia (APSYFI) Ravi Shankar pun menilai cukup senang dengan kinerja Bisnis Indonesia selama ini yang selalu mau melihat fakta dan data dalam menjabarkan kondisi industri yang sebenarnya.

"Pada tahun 1970-an ketika saya membangun ini, saya melihat tingginya potensi yang ada di Indonesia sedangkan negara lain seperti China menganggap kita ini sunset industri. Namun, memang banyak tugas di industri untuk lebih mendorong produk dari dalam negeri," katanya.

Di sisi lain, Ketua Badan Pengurus Nasional (BPN) Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmadja mengatakan ke depan API akan lebih melangkah menjadi mitra pemerintah. Untuk itu, pentingnya suara media sebagai jembatan agar setiap kebijakan dapat terkomunikasan dengan baik.

"Industri bisa berkenbang kalau kepastian pasar ada. Nah sekarang kepastiannya belum ada, pemerintah harus mendukung. Kita belum punya standar harga," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper