Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Facebook: Kelas Menengah Jadi Tulang Punggung Bisnis Digital 2025

Studi yang dilakukan Facebook menunjukkan bahwa kelas menengan akan membentuk tren berbelanja online. Diperkirakan, pada 2025, 70-80 persen pertumbuhan konsumen digital dilakukan kelas menengah.
Logo Facebook/Reuters
Logo Facebook/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah survei yang dilakukan oleh Facebook dan Bain & Company menunjukkan bahwa kelas menengah di Asia Tenggara bakal menjadi tulang punggung pertumbuhan konsumen digital pada 2025.

Hal ini didorong dari membaiknya akses internet dan tingkat kesejahteraan populasi meningkat. Dua hal ini akan menjadi faktor kunci mendorong aktivitas belanja online di Asia Tenggara. Studi tersebut melihat bagaimana prilaku dan preferensi kelas menengah membentuk tren belanja di e-commerce dan ranah online.

Kepala Pemasaran untuk Facebook Indonesia Hilda Kitti menerangkan, studi ini merupakan kelanjutan dari Emerging Middle Class yang dilakukan pada 2018.

Saat itu penelitian menunjukkan bagaimana dunia digital memiliki peran penting dalam pertumbuhan bisnis dan ecommerce di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

"Ada banyak cara berbelanja, dan tidak ada orang yang berbelanja dengan cara yang sama dua kali. Kuncinya adalah merancang strategi pada fase pencarian, mengingat pelanggan berinteraksi dengan banyak mereka melalui berbagai saluran pada waktu yang sama," ujar Hilda di Hermitage Lounge, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2020).

Studi mensurvei 12.965 responden di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam, serta mewawancarai lebih dari 30 CEO dan pemodal di wilayah tersebut. Hal ini menunjukkan kelas menengah di Asia Tenggara akan mendominasi 70-80 persen dari pertumbuhan konsumen digital pada 2025.

Menurut Hilda, Facebook telah hadir mendukung bisnis kecil dan besar, serta industri yang lebih luas melalui investasi dalam hal inovasi produk, solusi, program dan kemitraan untuk meningkatkan kemampuan digital dan mendorong dampak ekonomi di Indonesia.

"Di Indonesia, 66 persen responden mengatakan, mereka terbuka untuk memilih merek lain atau akan membeli berbagai merek saat berbelanja online," kata Hilda. "Artinya, seluruh skala bisnis, memiliki peluang besar untuk bersaing dalam cakupan yang lebih besar di Asia Tenggara."

Partner Bain & Company, Edy Wijaya, menyebutkan dari 90 juta konsumen digital pada tahun 2015, Asia Tenggara menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,8 kali lipat menjadi 250 juta konsumen digital pada tahun 2018. "Pada tahun 2025, akan ada 310 juta konsumen digital di Asia Tenggara," tutur Edy.

Di Indonesia, angka konsumen digital telah tumbuh pesan dan hal ini mendorong pertumbuhan belanja online. Studi ini menunjukkan bahwa konsumen digital di Indonesia tumbuh dari 64 juta, 34 persen dari total populasi pada tahun 2017 menjadi 102 juta, 53 persen atau setelah dari total populasi pada tahun 2018.

"Dengan kenaikan angka konsumen digital ini, pertumbuhan belanja online juga diprediksi tumbuh 3,7 kali dari US$ 13,1 miliar pada 2017, menjadi US$ 48,3 di 2025," tambah Edy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Andya Dhyaksa
Sumber : Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper