Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BUMN Gencar Garap TOD, Pengembang Swasta Tak Merasa Tersaingi

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi PT Intiland Development Tbk Archied Noto Pradono (dari kanan) berbincang dengan Direktur Pengembangan Bisnis Permadi Indra Yoga, dan Direktur PT Menara Prambanan Hans Hutoyo Halim, usai penandatanganan naskah kerja sama, Jakarta, Kamis (11/4/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi PT Intiland Development Tbk Archied Noto Pradono (dari kanan) berbincang dengan Direktur Pengembangan Bisnis Permadi Indra Yoga, dan Direktur PT Menara Prambanan Hans Hutoyo Halim, usai penandatanganan naskah kerja sama, Jakarta, Kamis (11/4/2019)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Pengembang swasta merasa tidak tersaingi dengan gencarnya pengembangan kawasan berorientasi transit yang tengah digarap sejumlah perusahaan BUMN.

Dalam catatan Bisnis, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. melalui anak usahanya PT Adhi Commuter Properti siap menggarap 12 proyek berkonsep transit oriented development (TOD) di Jabodetabek hingga 2024.

Selain itu, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. melalui PT Wika Realty juga berencana menggarap sedikitnya lima proyek TOD termasuk di Ciwalini, Bandung Barat, sejalan dengan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang tengah digarap PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Pengembangan kawasan berkonsep TOD tersebut setidaknya masuk dalam rencana strategis kedua perusahaan pelat merah itu hingga empat tahun mendatang. 

Direktur PT Intiland Development Tbk. (DILD) Archied Noto Pradono mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik bertambahnya jumlah pemain termasuk BUMN yang tengah gencar mengembangkan kawasan hunian berorientasi transit.

Menurutnya, upaya pengembangan kawasan berkonsep TOD itu sejalan dengan pengembangan transportasi massal yang tengah direncanakan oleh pemerintah agar tak hanya berpusat di Jakarta, tetapi juga meluas ke kota-kota lain.

Archied mengaku pihaknya tidak akan merasa tersaingi dengan banyaknya proyek-proyek pengembangan kawasan TOD yang digarap BUMN.

"Saya rasa kita selalu berpikir complimentary untuk pengembangan satu proyek di satu lokasi nantinya, tidak head to head kami menyikapinya dalam perencana pengembangannya," kata dia saat dihubungi, Selasa (18/2/2020).

Archied mengakui bahwa prospek pengembangan properti berkonsep TOD semakin menjanjikan ke depannya. Meskipun demikian, dia menyatakan untuk saat ini DILD masih menahan ekspansi pengembangan kawasan hunian berkonsep tersebut dan belum merencanakan merambah ke kota lain.

Menurutnya, saat ini perusahaan masih akan fokus pada pengembangan kawasan berkonsep TOD di Jakarta terlebih dahulu. Setelah itu, kemungkinan baru akan menjajaki daerah lainnya.

"Kita belum ada planning untuk kota mana [setelah ini]. Fokus masih Jakarta, dan Surabaya area pengembangan," tuturnya.

Saat ini setidaknya ada tiga proyek TOD yang telah dikembangkan DILD di Jakarta yaitu South Quarter, Intiland Tower, dan proyek Kebon Melati. 

Adapun, Intiland Tower merupakan proyek lama perusahaan yang berdampingan dengan stasiun moda raya terpadu (MRT) Bendungan Hilir, sedangkan sisanya masih terus dikembangkan dan berjarak sekitar kurang lebih 500 meter dari stasiun MRT.

Dalam pengembangan proyek-proyek TOD, Archied menuturkan bahwa perseroan harus menggelontorkan setidaknya Rp1,5 triliun untuk South Quarter dan Rp1,8 triliun untuk proyek Kebon Melati tahap satu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ilham Budhiman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper