Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Jokowi Minta Realisasi Belanja Negara Dipercepat

Presiden Joko Widodo membuka rapat paripurna dengan mengingatkan soal percepatan realisasi belanja negara. Hal ini, kata Presiden, akan berguna untuk membantu geliat ekonomi dalam negeri di tengah ketidakpastian situasi global.
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) dan M. Fadjroel Rachman, Juru Bicara Presiden (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan di Istana Negara, Rabu (5/2/2020)./Bisnis-Muhammad Khadafi
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) dan M. Fadjroel Rachman, Juru Bicara Presiden (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan di Istana Negara, Rabu (5/2/2020)./Bisnis-Muhammad Khadafi

Bisnis.com, BOGOR - Presiden Joko Widodo membuka rapat paripurna dengan mengingatkan soal percepatan realisasi belanja negara. Hal ini, kata Presiden, akan berguna untuk membantu geliat ekonomi dalam negeri di tengah ketidakpastian situasi global.

"Dalam situasi sekarang, percepatan kita membelanjakan anggaran yang ada di setiap kementerian seawal mungkin jadi sebuah pengungkit," kata Presiden Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2/2020).

Jokowi melanjutkan bahwa Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah melakukan belanja besar awal tahun ini. Dia berharap kementerian dan lembaga lain dapat mengukuti hal serupa.

Pada akhir bulan lalu Kementerian PUPR telah melakukan penandatanganan lebih dari 1.300 kontrak kerja. Hal ini melanjutkan kegiatan lelang yang dilakukan sejak November 2019.

Jokowi juga mengapresiasi Kementerian Sosial yang telah membelanjakan Program Keluarga Harapan (PKH). "Dana desa itu bisa langsung segera direalisasikan, sehingga desa-desa daya beli konsumsinya juga akan tidak terganggu," tambah Jokowi.

Sementara itu, Managing Director of Development Policy and Partnership World Bank Mari Elka Pangestu mengatakan bahwa di tengah situasi global saat ini, ekonomi dalam negeri menjadi penentu utama.

Strategi utama pemerintah harus fokus pada penguatan daya beli masyarakat. Indonesia memiliki satu keuntungan karena memilki pasar domestik yang terbilang besar.

Mari Pangestu menilai virus Corona akan berimbas pada ekonomi global dan juga Indonesia. Dia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi kurang dari 5 persen. 

Disebutkan bahwa setiap perlambatan ekonomi China sebesar 100 basis poin (bps), Indonesia akan terdampak sebesar 30 bps. Proyeksi ekonom dunia, kata Mari, virus Corona akan membuat pertumbuhan ekonomi China melambat 100 bps hingga 300 bps.

"Sebenarnya di bawah atau di atas 5 buat saya bedanya tidak besar, yang penting kita harus merasa beruntung kita bisa mempertahankan stabil di 5 itu sudah sangat baik saat dunia seperti ini," kata Mari Pangestu usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper