Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Virus Corona Tak Pengaruhi Bisnis di Kawasan Industri

Pengaruh negatif dari wabah virus corona tak banyak mempengaruhi bisnis dan aktivitas di kawasan industri.
Tenaga kerja asal China yang dipekerjakan di Kawasan Industri Morowali.//Bisnis-David Eka Issetiabudi.
Tenaga kerja asal China yang dipekerjakan di Kawasan Industri Morowali.//Bisnis-David Eka Issetiabudi.

Bisnis.com, JAKARTA – Kasus wabah virus corona dinilai tak berikan banyak pengaruh pada kinerja kawasan industri Indonesia.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) Sanny Iskandar yang menyebutkan bahwa pengaruh negatif dari wabah virus tersebut tak banyak untuk kinerja kawasan industri.

“Dampaknya secara langsung tidak terasa karena kalau orang China yang yang bekerja umumnya sudah stay lama di Indonesia, tidak keluar-keluar. Beda dengan industri pariwisata mungkin yang turisnya pulang pergi keluar masuk,” ungkapnya kepada Bisnis, Senin (10/2/2020).

Sanny menambahkan, belum lama ini beberapa kasus virus corona juga sudah berhasil ditangani. Harapannya hal ini tidak sampai menyebar ke Indonesia.

Sanny menambahkan, menurutnya hal yang paling mempengaruhi pasar kawasan industri justru berasal dari situasi politik tahun lalu.

“Beberapa investor yang masuk ke kawasan industri justru kebanyakan pada kuartal IV/2019, karena sebelumnya kebanyakan investor menunggu daripada situasi politik kita, menunggu hasil pilpres aman enggak, dan ada kesinambungan atau enggak dengan program sebelumnya,” jelasnya.

Dengan Presiden Joko Widodo yang melanjutkan program pengembangan infrastruktur dan mencanangkan konsep omnibus law, diharapkan bisa menyelesaikan masalah yang terkait dengan perizinan dan mendorong investasi di kawasan industri.

“Kita berharap lewat omnibus kembali bisa mendongkrak industri manufaktur. Potensinya besar apalagi kalau berkaitan dengan pengolahan sumber daya alam, terutama di luar Jawa. Paling tidak ada 4 hal, yakni berbasis perkebunan, minyak dan gas, mineral tambang, dan berbasis kelautan maritim,” lanjutnya.

Dengan menyederhanakan perizinan, imbuh Sanny, akan meningkatkan daya saing dengan kawasan industri di luar negeri dan menjadi lebih menarik bagi para investor untuk berekspansi sampai ke industri turunannya.

“Di Morowali misalnya, awalnya dibangun untuk industri smelter saja, untuk pemurnian, namun harapannya nanti bisa buka untuk sampai bikin baterai litium. Saya rasa itu yang harus betul-betul di perhatikan,” lanjut Sanny.

Adapun, untuk investor asing, menurutnya omnibus law juga bisa menambah ketertarikan bagi mereka. Pasalnya selama ini investor asing kurang dilayani dengan baik ketika masuk ke kawasan industri Indonesia, dengan berbagai perizinan yang rumit.

“Padahal Indonesia sudah sangat dikenal. Harapannya konsep omnibus ini bisa sangat menyederhanakan perizinan yang saat ini menghambat,” kata Sanny. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper