Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Genjot Ekspor Produk Peternakan

Kementerian Pertanian menilai komoditas peternakan memiliki potensi ekspor yang cukup besar.
Presiden Joko Widodo (keempat kiri) didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (ketiga kiri), dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kanan) berbincang dengan peternak sapi saat menghadiri Jambore Peternakan Nasional 2017 di Buperta Cibubur, Jakarta, Minggu (24/9)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso
Presiden Joko Widodo (keempat kiri) didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (ketiga kiri), dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kanan) berbincang dengan peternak sapi saat menghadiri Jambore Peternakan Nasional 2017 di Buperta Cibubur, Jakarta, Minggu (24/9)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA —Komoditas peternakan bakal dimanfaatkan oleh pemerintah untuk memperbesar porsi ekspor ke sejumlah negara tujuan.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian menargetkan volume ekspor produk dan olahan hewan pada 2020 setidaknya bisa tumbuh 13% dibandingkan capaian pada 2019 yang berjumlah 258.598 ton. Jika tercapai, kenaikan volume ekspor bakal diikuti pula dengan kenaikan nilai sebesar 17% dari Rp9,31 triliun menjadi Rp10,9 triliun.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementan Fini Murfiani menuturkan bahwa beberapa komoditas peternakan memiliki potensi ekspor yang cukup besar. Di antaranya adalah sarang burung walet yang potensi produksinya mencapai 2.000 ton setiap tahun, daging unggas dengan potensi surplus 233.512 ton, dan telur yang diperkirakan bakal surplus 178.962 ton.

"Realisasi ekspor untuk sarang burung walet saat ini sekitar 1.100 ton dan produk ini tidak banyak dikonsumsi di dalam negeri sehingga sangat potensi untuk ditingkatkan ekspornya. Kalau daging unggas ada potensi untuk memperluas pasar selain ke Jepang, Timor Leste, dan Papua Nugini," kata Fini dalam keterangan tertulis kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Fini menjelaskan bahwa negara tujuan ekspor produk peternakan Tanah Air sejauh ini masih tergantung pada bentuk dan jenis produknya. Untuk produk hewan hidup dan olahan pangan segar misalnya, Fini menjelaskan pangsa pasar baru menjamah negara-negara tetangga seperti Singapura, Timor Leste, Papua Nugini, dan Myanmar.

Sementara itu, produk-produk seperti obat hewan dan premix disebutnya telah merambah pasar yang lebih luas. Setidaknya terdapat 93 negara yang telah menjadi sasaran penjualan produk-produk tersebut. Pasar yang lebih luas pun telah dirambah oleh produk sarang burung walet yang tercatat telah dikirim ke 11 negara seperti China, Vietnam, dan Amerika Serikat.

Dia pun menjelaskan pihaknya bersama pemangku kepentingan terkait tengah menjajaki pasar-pasar potensial lainnya guna meningkatkan penetrasi produk peternakan Tanah Air. Guna mewujudkan target ekspor tahun ini, sejumlah strategi telah disiapkan. Yakni menjalin kerja sama dan harmonisasi persyaratan teknis baik secara bilateral maupun multilateral guna menambah negara mitra dagang.

"Beberapa negara yang potensial untuk dikembangkan sebagai pasar ekspor yang saat ini sedang dijajaki antara lain negara di Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Qatar, serta beberapa negara di Afrika seperti Maroko, Nigeria, dan Ethiopia. Semua ini merupakan target untuk perluasan pasar produk peternakan," papar Fini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper