Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penguatan Ekonomi Dalam Negeri Urgen, Tangkal Dampak Virus Corona

Langkah paling mungkin direalisasikan adalah penetapan Omnibus Law untuk mendorong industri padat karya.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani menjawab pertanyaan wartawan, di Jakarta, Kamis (11/4/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani menjawab pertanyaan wartawan, di Jakarta, Kamis (11/4/2019)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani berharap pemerintah mengambil langkah antisipatif untuk memperkuat ekonomi dalam negeri kendati kenaikan cadangan devisa mengindikasikan bahwa pasar keuangan domestik kian kukuh.

Menurutnya, kebijakan antisipatif itu diperlukan karena Indonesia dihadapkan pada dampak masif dari eskalasi wabah virus corona yang diyakini memukul kinerja ekspor. Apalagi, jelasnya, China berkontribusi dominan bagi ekspor nasional.

"Itu perlu diantisipasi sebab ekspor bisa turun kendati impor juga turun. Langkahnya adalah menjaga ekonomi dalam negeri," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (7/2/2020).

Hariyadi mengatakan upaya konkret yang bisa direalisasikan pemerintah dalam waktu dekat adalah merealisasikan kehadiran Omnibus Law. Kehadiran undang-undang besar itu diyakini mendorong industri padat karya untuk menyerap tenaga kerja baru.

Regulasi tersebut, tegasnya, akan memberi kepastian kepada pelaku industri padat karya dan juga usaha kecil dan menengah (UKM) di dalam negeri untuk memacu kinerjanya.

"Jika bisa cepat maka akan sangat memberikan dampak positf. Problemnya saat ini ada dalam hal ketengakerjaan untuk bisa mendorong industri padat karya."

Bank Indonesia mencatat cadangan devisa pada Januari 2020 sebesar US$131,7 miliar atau meningkat US$2,5 miliar dibandingkan dengan posisi Desember 2019 sebesar US$129,2 miliar. Pencapaian pada Januari 2020 itu hampir menyamai rekor tertinggi sepanjang sejarah yang terjadi pada Januari 2018 yakni US$131,9 miliar.

Menurut Bank Indonesia, kenaikan pada Januari 2020 terutama didorong oleh penerbitan surat utang global pemerintah, penerimaan devisa migas, dan penerimaan valuta asing (valas) lainnya. Pada pasar saham, selama Januari 2020, investor asing membukukan net foreign buy US$1,10 juta, sedangkan di pasar obligasi, kepemilikan surat berharga negara (SBN) oleh asing bertambah sebesar US$999,44 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper