Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Sovereign Wealth Fund, Erick Thohir Irit Bicara

Konsep sovereign wealth fund yang akan dibentuk belum final kendati model Russian Direct Invesment Fund layak ditiru.
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) berbincang dengan Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) saat Public Expose Krakatau Steel 2020 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020)./ANTARA - Indrianto Eko Suwarso
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) berbincang dengan Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) saat Public Expose Krakatau Steel 2020 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020)./ANTARA - Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir masih irit bicara terkait rencana pembentukan sovereign wealth fund (SWF). Lembaga ini menurut rencana akan dibentuk dengan berkiblat pada model Rusia, yaitu Russian Direct Investment Fund (RDIF).

Erick mengatakan, rencana pembentukan SWF belum menemukan konsep final. Dia menambahkan, rencana ini juga perlu melibatkan banyak pembangku kepentingan. Dia  juga enggan menjelaskan terkait mekanisme penempatan dana oleh SWF ; apakah sebatas untuk BUMN atau proyek permintah saja.

"Ya belum dong [konsepnya], saya tidak mau komentar. Hal Itu, kan kalau SWF ada hubungan dengan Menteri Keuangan [Sri Mulyani] lebih baik Ibu Menteri keuangan yang bicara," katanya di Jakarta, Jumat (7/2/2020).

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa Kementerian BUMN akan berperan dalam memberikan kerangka kerja bisnis dalam pembentukan SWF. Secara legal, SWF yang akan dibentuk berada di bawah Kementerian Keuangan.

Pria yang akrab disapa Tiko itu menjelaskan, rencana pembentukan SWF juga perlu disesuaikan dengan regulasi yang mengatur pengelolaan dana dan aset BUMN. Pasalnya, dana yang tidak terpakai atau iddle fund milik BUN bisa dikelola oleh SWF. Untuk itu, Kementerian BUMN akan membahas hal tersebut dengan Kementerian Keuangan dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Menurut Tiko, konsep SWF ala Indonesia akan mencontoh RDIF karena memiliki karakteristik yang mirip. Dia menyebut, Russa tidak banyak memiliki iddle fund sehingga konsep RDIF cocok ditiru oleh Indonesia. Konsep RDIF memang berbeda dengan SWF di negara-negara yang memiliki cadangan likuiditas yang besar.

"Indonesia kan butuh FDI [foreign direct invesment]. Kalau di Russia itu ada RDIF dan fungsinya untuk menarik dana masuk. Misalnya, kita menyediakan uang US$2 miliar, nanti bersama partner kita masuk ke proyek-proyek, bisa proyek eksisting yang kita recycle atau bisa proyek baru yang greenfield, termasuk Ibu Kota baru tadi," jelas Tiko.

Dilansir dari laman resmi RDIF, lembaga itu telah menarik investasi asing lebih dari US$40 miliar dolar Amerika Serikat. RDIF menjadi mitra para investor untuk berinvestasi di lebih dari 80 proyek. Pendapatan dari Portofolio investasi RDIF setara 6 persen produk domestik bruto Rusia.

Untuk diketahui, SWF merupakan lembaga atau badan milik negar ayang bertugas mengelola dana publik dan menempatkannya ke beragam instrumen investasi. Sumber dana bisa berasal dari cadangan devisa, surplus perdagangan, surplus anggaran, maupun penerimaan negara dari sumber daya alam.

Berapa SWF terkemuka di dunia antara lai Norway Goverment Pension Fund Global (Norwegia), China Investment Corporation (China), dan Government Investment Center (Singapura). Indonesia, pernah merintis pembentukan SWF, yaitu Pusat Investasi Pemerintah pada 2007. Lembaga ini dibubarkan pada 2015 karena kinerjanya tidak sesuai harapan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper