Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cadev Diproyeksi Tembus US$135 Miliar pada Akhir 2020

Bank Indonesia (BI) mengumumkan cadangan devisa meningkat menjadi US$131,7 miliar pada Januari 2020, lebih tinggi dibandingkan posisi Desember 2019, yang sebesar US$129,2 miliar.
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO-Puspa Perwitasari
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA — Cadangan devisa Indonesia diperkirakan akan naik pada 2020, didukung oleh melesunya ekonomi utama dan sikap moneter The Fed.

Bank Indonesia (BI) telah mengumumkan angka cadangan devisa (cadev) meningkat menjadi US$131,7 miliar pada Januari 2020, lebih tinggi dibandingkan posisi Desember 2019, yang sebesar US$129,2 miliar. Bank sentral melanjutkan naiknya cadev pada Januari 2020, terutama didorong oleh penerbitan surat utang global pemerintah, penerimaan devisa migas, dan penerimaan valuta asing (valas) lainnya.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan cadev pada akhir 2020, akan sedikit bertambah seiring melesunya ekonomi utama dan sikap moneter The Fed yang dovish. Hal tersebut akan membuat lebih banyak aliran modal ke pasar negara berkembang (emerging markets), termasuk Indonesia.

"Kami memperkirakan cadev akan berada di kisaran US$130 miliar-US$135 miliar pada akhir 2020," katanya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Jumat (7/2/2020).

Andry juga meminta Pemerintah Indonesia merealisasikan beberapa langkah untuk meningkatkan iklim investasi dalam negeri, dengan fokus menarik investasi asing (Foreign Direct Investment/FDI), khususnya di sektor manufaktur yang berorientasi ekspor.

Meski demikian, dia mengingatkan risiko masih datang dari melemahnya pertumbuhan global karena perang perdagangan dan ketidakpastian geopolitik, termasuk ketakutan akan virus corona, yang membebani ekspor Indonesia. 

Defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pun diperkirakan sedikit melebar pada tahun ini.

"CAD 2020 akan sedikit melebar menjadi 2,88 persen dari PDB [Produk Domestik Bruto]. Angka ini naik sedikit dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar 2,70 persen. Kenaikan CAD terjadi apabila ada peningkatan iklim investasi dapat menambah kebutuhan bahan baku dan barang modal impor," imbuh Andry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper