Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berkat Sumarlin, Mahasiswa Indonesia Gampang ke Luar Negeri

J.B. Sumarlin pernah mencabut Surat Keputusan Bersama yang dibuat pada 1975 yang mempersulit mahasiswa untuk belajar ke luar negeri.

Bisnis.com, JAKARTA — Mahasiswa Indonesia pada era Orde Baru tentunya tak bakal melupakan jasa Johannes Baptista Sumarlin atau lebih dikenal dengan J.B. Sumarlin, salah satu arsitek ekonomi yang dibesarkan oleh Widjojo Nitisastro dan menteri andalan Presiden Soeharto.

Pada 1985, saat menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Bappenas, Sumarlin juga ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ad interim menggantikan Nugroho Notosusanto yang tutup usia pada 3 Juni 1985.

Saat itu, dosen yang mengajar di Fakultas Ekonomi UI sejak 1960 dan Guru Besar Fakultas Ekonomi itu menemukan adanya kesulitan bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar ke luar negeri.

Penyebabnya adalah Surat Keputusan Bersama (SKB) dua menteri pada 1975, yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Sjarif Thajeb serta Menteri Luar Negeri Adam Malik, di mana untuk belajar ke luar negeri dipersulit untuk memastikan mahasiswa Indonesia tidak terpengaruh ideologi terlarang yang tidak sesuai dengan keindonesiaan.

Adapun, bunyi SKB itu, sebagai berikut

 

  1. Mereka yang akan belajar di luar negeri, khususnya ditentukan Menteri P&K setelah memperoleh pertimbangan dari Dirjen Dikdasmen dan Tim Pembantu Pelaksana Asimilasi di bidang Pendidikan dan Pengaturan Pendidikan Asing di Indonesia, dengan mengutamakan bagi mereka yang memerlukan pendidikan luar biasa yang belum dapat diperoleh di Indonesia.
  2. Bagi mereka yang belajar di luar negeri, akan dibina secara intensif dalam rangka   pembinaan kesadaran nasional dan pelaksanaan program asimilasi, khususnya. Pembinaan pelajar diserahkan kepada perwakilan RI setempat. Pelajar Indonesia yang berada di luar  negeri harus diusahakan segera pulang ke Tanah Air untuk mengikuti sistem pendidikan nasional.
  3. Sebelum berangkat  ke  luar  negeri,  setiap  siswa  harus  belajar  Santiaji Pancasila.

 

Mengetahui adanya SKB itu, Sumarlin, yang mengambil gelar S2 ekonomi di University of California, Berkeley, AS pada 1960 itu pun mencabutnya.

Sebelumnya, pria yang lahir di Nglegok, Blitar, Jawa Timur, pada 7 Desember 1932 juga pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ad interim pada Desember 1973 sampai dengan Januari 1974 saat Soemantri Brodjonegoro wafat.

Selama hampir 30 tahun, Johannes Baptista Sumarlin atau lebih dikenal dengan J.B. Sumarlin menjadi orang kepercayaan Soeharto, Bahkan hingga saat-saat Soeharto turun dari kursi  Kepresidenan.

Pada 1970, Sumarlin menjadi Sekretaris Dewan Moneter. Selanjutnya, pada periode 28 Maret 1973 hingga  19 Maret 1983, Sumarlin menjabat sebagai Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara.

Kemudian menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sepanjang 19 Maret 1983 hingga 21 Maret 1988 dan selanjutnya menjadi Menteri Keuangan pada 21 Maret 1988 hingga 17 Maret 1993.

Terakhir, dia mengabdi kepada negara sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada periode1993 hingga 1998.

Pada Kamis (6/2/2020), J.B. Sumarlin berpulang di RS Carolus, Jakarta pukul 14.15 WIB. Rencananya, jenazah akan disemayamkan di rumah duka MRCC Siloam Semanggi lantai 36 pada Kamis (6/2/2020) pukul 18.00 WIB.

Almarhum, rencananya, akan dimakamkan di San Diego Hills pada Senin (10/2/2020). Selamat Jalan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Gajah Kusumo
Editor : Gajah Kusumo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper